Tiga Orang Tewas dalam Ledakan Tiga Truk Bahan Bakar di UEA, Houthi Klaim Bertanggung Jawab
Ilustrasi drone. (Wikimedia Commons/Fg Off Owen Cheverton)

Bagikan:

JAKARTA - Tiga orang tewas dalam ledakan tiga truk bahan bakar yang menyebabkan kebakaran di dekat bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin, dengan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menyebutnya sebagai serangan jauh di dalam UEA.

Gerakan Houthi, yang memerangi koalisi pimpinan Saudi, termasuk UEA, sering meluncurkan serangan rudal lintas batas dan pesawat tak berawak ke Arab Saudi, telah mengklaim beberapa serangan semacam itu di UEA, sebagian besar dibantah oleh otoritas Emirat.

Tiga orang tewas dan enam luka-luka ketika tiga truk tangki bahan bakar meledak di kawasan industri Musaffah dekat fasilitas penyimpanan perusahaan minyak ADNOC, kata kantor berita negara WAM. Dikatakan mereka yang tewas adalah dua orang India dan seorang Pakistan.

Rekaman yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan kepulan asap hitam tebal mengepul, dari apa yang tampaknya terjadi di daerah Musaffah.

"Penyelidikan awal menemukan bagian-bagian dari pesawat kecil yang mungkin merupakan drone di kedua lokasi yang dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran," kata polisi Abu Dhabi dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan tidak ada "kerusakan signifikan", melansir Reuters 17 Januari.

Terpisah, juru bicara militer Houthi mengatakan kelompok itu melancarkan operasi militer "jauh di UEA" dan akan mengumumkan rinciannya dalam beberapa jam mendatang.

Langkah tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara UEA dan Iran setelah penjangkauan Abu Dhabi ke Teheran, untuk menghindari konflik regional yang dapat merugikan ambisi ekonomi produsen OPEC.

Insiden tersebut bertepatan dengan kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ke UEA. Sebelumbya, Seorang pejabat Gedung Biru (Kantor Kepresidenan Korea Selatan) mengatakan pertemuan puncak yang direncanakan antara Moon dan putra mahkota Abu Dhabi dibatalkan karena "masalah negara yang tidak terduga dan mendesak".

Sementara itu, otoritas UEA dan ADNOC tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Juru bicara koalisi tidak segera menanggapi.

Untuk diketahui, UEA sebagian besar telah mengurangi kehadiran militernya di Yaman pada tahun 2019, tetapi terus memegang kekuasaan melalui pasukan Yaman yang dipersenjatai dan dilatihnya. Pasukan pro-koalisi yang didukung oleh UEA baru-baru ini bergabung dalam pertempuran melawan Houthi di Shabwa dan Marib penghasil energi Yaman.

Pada Juli 2018, UEA membantah laporan bahwa Houthi menyerang bandara Abu Dhabi dengan drone. Sebulan kemudian, Bandara Internasional Dubai mengatakan mereka beroperasi seperti biasa, setelah media yang dikelola Houthi mengatakan kelompok itu meluncurkan serangan pesawat tak berawak di sana.