Truk Pengangkut Bahan Peledak Tabrak Motor di Ghana: Ratusan Bangunan Rusak, 17 Orang Tewas,
Ilustrasi. (Unsplash/Stephen Radford)

Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 17 orang tewas dan 59 luka-luka pada Kamis dalam ledakan dahsyat di sebuah kota di Ghana barat, setelah sebuah truk yang membawa bahan peledak yang dimaksudkan untuk sebuah ranjau bertabrakan dengan sebuah sepeda motor, kata pemerintah.

Ledakan itu meninggalkan kawah besar dan menghancurkan lusinan bangunan menjadi tumpukan kayu dan logam yang tertutup debu di Apiate, dekat kota Bogoso, sekitar 300 kilometer sebelah barat ibu kota negara Afrika Barat, Accra.

Rekaman yang diverifikasi oleh AFP menunjukkan, penduduk setempat bergegas menuju api yang mengamuk dan asap hitam yang mengepul untuk memeriksa kerusakan, sementara petugas penyelamat mengarungi puing-puing untuk menemukan korban selamat yang terperangkap dalam kehancuran dan mengambil mayat.

"Total 17 orang sayangnya telah dikonfirmasi tewas, dan 59 orang terluka telah diselamatkan," ujar Menteri Penerangan Kojo Oppong Nkrumah dalam sebuah pernyataan, mengutip The National News 21 Januari.

Menteri Nkrumah mengatakan, tanda-tanda awal menunjukkan "kecelakaan yang melibatkan truk yang mengangkut bahan peledak untuk perusahaan pertambangan, sepeda motor dan kendaraan ketiga" yang terjadi di dekat sebuah transformator listrik.

"Dari 59 orang terluka, 42 menerima perawatan di rumah sakit atau pusat kesehatan dan "beberapa dalam kondisi kritis," tambah Nkrumah.

Sementara itu, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo menyebutnya sebagai "insiden yang benar-benar menyedihkan, tidak menguntungkan dan tragis" dan menyatakan "belasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum". Adapun para pejabat dan saksi mata menggambarkan pemandangan yang menyedihkan.

"Ini hari Kamis hitam. Sejauh ini 500 rumah telah terkena dampak. Beberapa telah diratakan seluruhnya oleh ledakan, sementara yang lain retak. Ini hampir seperti kota hantu sekarang," terang Sedzi Sadzi Amedonu, wakil koordinator Organisasi Nasional Penanggulangan Bencana.

Abena Mintah, yang menyaksikan ledakan itu, mengatakan kepada media lokal, pengemudi truk itu jatuh dari palkanya, berteriak kepada orang-orang di dekatnya untuk memperingatkan mereka agar menjauh dari kendaraan yang terbakar.

"Dalam beberapa menit kami mendengar ledakan keras. Saya merasa pusing dan jatuh ke semak-semak. Saya berhasil bangun dan melihat beberapa mayat terpotong-potong di jalan," terang Mintah.

Pemerintah mengatakan mereka yang dalam kondisi kritis akan dipindahkan ke rumah sakit di Accra. Polisi meminta desa-desa sekitarnya untuk membuka sekolah dan gereja mereka untuk menampung korban tambahan.

Selain itu, sebuah tim polisi dan ahli ledakan tentara dikerahkan untuk "menghindari ledakan kedua" dan menerapkan langkah-langkah keamanan setelah ledakan, kata pemerintah dalam siaran pers.

Terpisah, Dr Isaac Dasmani, kepala eksekutif kota Prestea Huni-Valley tempat ledakan terjadi, mengatakan kepada media lokal, "seluruh komunitas hilang" setelah ledakan.

"Semua atap telah robek, beberapa bangunan runtuh. Beberapa berada di kamar mereka dan terjebak. Sayangnya, beberapa dari mereka, sebelum kami dapat menyelamatkan mereka, sudah meninggal," tuturnya kepada penyiar TV3 Ghana. .

Pihak berwenang telah membuat rute akses ke tempat kejadian dan bekerja untuk membuka jalan pada Hari Jumat, untuk memudahkan lalu lintas di sekitar lokasi ledakan, katanya.

Untuk diketahui, Ghana telah diguncang oleh beberapa ledakan mematikan yang disebabkan oleh kecelakaan bahan bakar dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2017, sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka setelah sebuah truk tangki yang membawa gas alam terbakar di Accra, memicu ledakan di dua stasiun bahan bakar dan menewaskan tiga orang.

Ibukota Ghana adalah lokasi kebakaran dan ledakan serupa pada Juni 2015, ketika lebih dari 150 orang tewas saat mereka mencari perlindungan dari hujan musiman dan banjir di sebuah pompa bensin. Api diyakini menyebar melalui bahan bakar di air banjir.

Kecelakaan maut yang terkait dengan sektor pertambangan juga sering terjadi di Ghana, produsen emas terbesar kedua di Afrika setelah Afrika Selatan, tetapi sebagian besar disebabkan oleh runtuhnya tambang, yang kebanyakan dialami tambang ilegal.

Pada Bulan Juni, sedikitnya sembilan orang tewas dalam runtuhnya sebuah tambang ilegal di utara Ghana.