JAKARTA - Politisi Inggris yang juga peraih medali emas Olimpiade Sebastian Coe mengatakan, dirinya menganggap masalah hak asasi manusia (HAM) sangat serius. Tetapi, boikot diplomatik Inggris terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 tidak ada artinya.
Selain Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Kanada juga telah mengumumkan boikot diplomatik Olimpiade atas catatan hak asasi manusia China, sebuah pendirian yang dianggap China sebagai 'sikap politik'. Belakangan, Jepang juga menyatakan tidak akan mengirim delegasi pemerintahnya.
Ungkapan Coe ini disampaikan, setelah dirinya menuai kritik atas komentar pekan lalu, ketika dia mengatakan dia "secara filosofis menentang" boikot.
"Boikot, secara seimbang, secara historis buta huruf dan tidak jujur secara intelektual. Boikot politik, sejujurnya, tidak ada artinya," kata Coe kepada media Inggris, mengutip Reuters 31 Desember.
"Itu bukan untuk menjadi pembela bagi negara-negara yang tidak sesuai dengan standar dasar seputar hak asasi manusia. Saya tidak acuh atau angkuh tentang hak asasi manusia. Saya menganggapnya sangat serius," tukas peraih medali emas Olimpiade Moskow 1980 dan Olimpiade Los Angeles 1984 dari nomor 1.500 meter Atletik.
"Saya tidak berpikir dalam jangka panjang (boikot) benar-benar mencapai banyak hal. Selalu ada konsekuensi yang tidak diinginkan. Dan pada akhirnya, orang-orang yang paling menderita adalah para atlet," sambungnya Presiden Atletik Dunia ini.
BACA JUGA:
Pekan lalu, Coe mengutarakan pentingnya diskusi dibanding ajakan untuk memboikot gelaran Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 mendatang. Sebagai atlet, ia meraih medali emas di dua ajang olimpiade yang diboikot.
Saat meraih emas pada Olimpiade Moskow 1980, 66 negara memboikot ajang pesta olahraga dunia empat tahunan tersebut. Empat tahun kemudian, Coe juga meraih emas di Olimpiade Los Angeles 1984, saat Uni Soviet dan Blok Timur lainnya gantian melakukan boikot.
"Saya menentang boikot olahraga. Saya pernah mengalaminya dan mereka cenderung tidak mencapai apa yang mereka inginkan dari aksi itu," ucapnya pekan lalu.