Susul AS dan Australia, Giliran Inggris serta Kanada Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
Ilustrasi Olimpiade Musim Dingin. (Sumber: Olympics.com)

Bagikan:

JAKARTA - Kanada dan Inggris mengambil sikap untuk melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, bergabung dengan Amerika Serikat serta Australia, dengan China menyebut boikot itu sebagai "sikap politik" dan kampanye kotor.

Amerika Serikat adalah yang pertama mengumumkan boikot minggu ini, dengan mengatakan pada Hari Senin pejabat pemerintahnya tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing, karena 'kekejaman' hak asasi manusia China, beberapa minggu setelah pembicaraan yang bertujuan untuk meredakan ketegangan hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia.

China pada Hari Selasa mengatakan Amerika Serikat akan "membayar harga" untuk keputusannya, memperingatkan tindakan balasan tetapi tidak memberikan rincian. Sementara, Komite Olimpiade Internasional (IOC) berusaha untuk mengecilkan boikot diplomatik yang berkembang.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, Beijing akan menyadari kekhawatiran lama Barat tentang hak asasi manusia di China. "(Jadi) seharusnya tidak mengejutkan bahwa kami memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan diplomatik," sebutnya mengutip Reuters 9 Desember.

Keputusan PM Trudeau tampaknya akan menambah ketegangan pada hubungan yang ada, karena penahanan Chief Financial Officer Huawei Technologies Co. Ltd., Meng Wanzhou oleh Kanada berdasarkan surat perintah AS.

Berbarengan dengan saat PM Trudeau berbicara, terpisah Presiden IOC Thomas Bach mengatakan komite selalu memperhatikan partisipasi para atlet di Olimpiade.

"Jadi, kami menyambut baik dukungan untuk tim Olimpiade mereka yang telah ditekankan oleh semua pemerintah. Ini memberikan kepastian kepada para atlet dan ini tentang IOC," dalam konferensi pers video.

Bagi Komite Olimpiade Kanada (COC), boikot diplomatik mengakui perbedaan antara partisipasi pemerintah dan atlet sambil menyediakan platform untuk menyoroti masalah China.

"Komite Olimpiade Kanada dan Komite Paralimpiade Kanada tetap prihatin dengan masalah di China tetapi memahami bahwa Olimpiade akan menciptakan platform penting untuk menarik perhatian mereka," jelas COC dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, saat ditanya di Parlemen Inggris apakah negaranya akan mengikuti jejak Washington, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan: "Akan ada boikot diplomatik yang efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, tidak ada menteri yang diharapkan hadir dan tidak ada pejabat."

"Saya tidak berpikir bahwa boikot olahraga masuk akal dan itu tetap menjadi kebijakan pemerintah," tambahnya, menunjukkan bahwa atlet Inggris masih akan bersaing.

Sementara, China mengatakan tidak mengundang pejabat Inggris.

"Pemerintah China belum mengundang menteri atau pejabat pemerintah dari Inggris untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing," sebut juru bicara kedutaan besar China di London.

"Mempermasalahkan kehadiran pejabat pemerintah di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada dasarnya adalah kampanye pencemaran nama baik politik."

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan keputusannya datang karena perjuangan Australia untuk membuka kembali saluran diplomatik dengan China, untuk membahas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat jauh Xinjiang dan langkah Beijing melawan impor Australia.

Mengumumkan rencana tersebut, Morrison mengatakan Beijing belum menanggapi beberapa masalah yang diangkat oleh Canberra, termasuk tuduhan pelanggaran hak.

China telah membantah melakukan kesalahan di Xinjiang dan mengatakan tuduhan itu dibuat-buat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pada briefing harian di Beijing, politisi Australia terlibat dalam 'posisi politik'.

"Apakah mereka datang atau tidak, tidak ada yang peduli," tegasnya.

Komite Olimpiade Australia mengatakan boikot tidak akan berdampak pada persiapan atlet untuk Olimpiade, yang berlangsung dari 4 hingga 20 Februari, menambahkan bahwa "opsi diplomatik" adalah masalah pemerintah.

Sekutu AS lainnya belum berkomitmen untuk bergabung dalam boikot, meskipun Jepang sedang mempertimbangkan untuk tidak mengirim anggota kabinet ke Olimpiade, harian Sankei Shimbun mengatakan pada hari Rabu, mengutip sumber-sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya.

"Keputusan negara-negara untuk memboikot Olimpiade, itu keputusan mereka yang harus mereka buat sendiri. Terserah mereka (negara lain) untuk memutuskan bagaimana mereka akan bergerak maju, dan apakah mereka akan memboikot atau tidak," tandas juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.

Untuk diketahui, Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2028 di Los Angeles dan sedang bersiap untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2030 di Salt Lake City.