Erick Thohir Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2021 Capai Target
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat pada tahun 2021. Pemerintah menargetkan kisaran pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5 persen.

Keyakinan pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut Erick Thohir juga didasari prediksi sejumlah lembaga dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 6,1 persen, Bank Dunia 4,8 persen, dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) 5,5 persen.

"Karena itu Indonesia menargetkan tumbuh 4,5 sampai 5,5 persen," kata Erick dalam diskusi FMB9 yang disiarkan secara daring, Sabtu, 15 Agustus.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini meningkat karena keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak menerapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown di awal masa pandemi COVID-19.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga yang terdampak COVID-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut Erick Thohir masih jauh lebih baik.

"Kalau kita bandingkan, pertumbuhan ekonomi Malaysia -17,1, Filipina -16,5, Singapura -12,6. Jadi kebijakan Bapak Presiden sudah sangat tepat," tegas Erick.

Selain soal ekonomi, Erick menanggapi pandangan sejumlah pihak yang menilai Indonesia tidak bisa mengatasi COVID-19. Padahal menurut Erick, tingkat kesembuhan Indonesia di atas 60 persen.

"Tadi Pak Doni (Doni Monardo) menyampaikan tingkat kesembuhan kita itu dibandingkan dengan negara-negara lain juga sama kurang lebih 65 sampai 69 persen. Jadi tidak ada yang salah sama Indonesia," pungkasnya.

Presiden Jokowi sebelumnya menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 mencapai 4,5-55 persen. Hal ini berdasarkan asumsi indikator ekonomi makro.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 persen-5,5 persen ," kata dalam pidato Nota Keuangan 2021 di DPR, Jumat, 14 Agustus. 

Jokowi berharap konsumsi domestik dan investasi bisa mendorong target yang ditetapkan. Maka dari itu, semua jajaran diminta bekerja dengan baik.

"Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama," katanya.

Jokowi memaparkan sebanyak 215 negara sedang menghadapi masa sulit diterpa pandemi COVID 19. Dalam catatan WHO sampai dengan tanggal 13 Agustus terdapat lebih dari 20 juta kasus di dunia dengan jumlah kematian di dunia sebanyak 737 ribu jiwa.

Krisis perekonomian menurutnya juga terparah dalam sejarah. Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara disebut Jokowi masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen.

"Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar. Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial kebudayaan termasuk kesehatan dan pendidikan. Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan besar,” tegas Jokowi.