Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis keuntungan atau laba bersih perusahaan pelat merah mencapai Rp144 triliun di tahun ini.

Adapun target ini naik 14,28 persen dari laba bersih tahun 2021.

Dengan program transformasi yang dijalankan BUMN, Erick meyakini target laba bersih perusahaan pada tahun ini bisa direalisasikan.

"Keuntungan BUMN sekarang, insyaAllah tahun Ini naik menjadi Rp144 triliun. Ini hal yang saya rasa hasil transformasi ini ada," kata Erick, di Jakarta Selatan, Rabu, 14 September.

Sekadar informasi, laba bersih BUMN dicatatkan sebesar Rp126 triliun, melesat 869 persen dari laba 2020 yakni Rp13 triliun. Namun angka ini direvisi lantaran PT Garuda Indonesia Tbk, juga mengoreksi laporan keuangannya.

Sementara itu, pendapatan BUMN pada 2021 tercatat mencapai Rp1.983 triliun. Setara dengan 99 persen dari pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pendapatan ini juga diperkirakan akan naik hingga akhir tahun ini.

Meski kinerja BUMN diperkirakan membaik, Erick ingin perseroan tetap waspada terhadap dampak resesi ekonomi global yang diperkirakan terjadi pada 2023 mendatang.

Dividen BUMN Tembus Rp43,3 Triliun di 2023

Diberitakan sebelumnya, Erick juga memasang target setoran perusahaan-perusahaan pelat merah bisa mencapai Rp43,3 triliun di 2023.

Erick optimistis capain dividen ini akan meningkat secara berjenjang dari tahun ke tahun.

"Dividen sebenarnya pun nanti 2023 akan naik ke Rp43,3 triliun dan kita optimis di 2024 akan lebih dari Rp43 triliun pastinya. Jadi ada naik yang berjenjang," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis, 8 September.

Sekadar informasi, sepanjang tahun 2021 pemerintah menerima setoran dividen dari 16 BUMN nilainya mencapai Rp39,73 triliun.

Adapun angka tersebut lebih tinggi dari target yang Kementerian BUMN ajukan ke Komisi VI DPR dengan proyeksi sebesar Rp36,4 triliun.

Sementara proyeksi target dividen tahun ini sebesar Rp40,4 triliun, melampaui target awal Rp37 triliun.

Kata Erick, untuk mencapai target Rp43,3 triliun pada 2023, Kementerian BUMN akan melakukan berbagai efisiensi dan efektivitas dengan perbaikan bisnis model.

Dia mengatakan, target dividen Rp43 triliun merupakan angka dividen sebelum pandemi COVID-19.

Dengan berbagai langkah yang dilakukan, Erick optimistis target dapat tercapai.

"Dan kalau kita lihat ini tercapai Rp43,3 triliun sebenarnya ini angka seperti sebelum COVID. Jadi dengan segala yang kita lakukan baik penutupan, merger dan lain-lain kita bisa lihat angkanya sudah mulai kembali sebelum COVID Rp43,4 triliun," jelasnya.