Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora, Fahri Hamzah, menanggapi 'sentilan' Partai Gerindra karena dinilai membela Fadli Zon usai ditegur Prabowo Subianto. Fadli ditegur Prabowo usai menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal banjir di Sintang, Kalimantan Barat.  

Fahri menampik jika dirinya membela rekannya sesama wakil ketua DPR periode 2014-2019 itu. Menurutnya, dia hanya membela hak atas warga negara.  

"Perlu digarisbawahi sekali lagi, saya tidak membela Fadli Zon. Yang saya bela adalah hak-hak kita sebagai warga negara dan sebagai pemilih atas wakil kita," ujar Fahri kepada wartawan, Jumat, 19 November. 

Menurut Fahri, kritiknya tersebut bukan dilontarkan untuk satu partai politik, utamanya Gerindra. Tapi untuk partai politik yang tercemar feodalisme.

"Ini bukan kritik kepada satu partai politik, tapi kepada semua partai politik yang telah teracuni oleh feodalisme kepemimpinan partai yang tidak demokratis," katanya. 

Sebab kata Fahri, fungsi pengawasan dan oposisi DPR saat ini tidak dijalankan secara baik. Pengawasan terhadap pemerintah tercecer di mana-mana, sedangkan oposisi justru menguat di jalanan.

"Jadi ini sekali lagi, ini bukan orang per orang, tapi soal hak rakyat, soal kita sebagai warga negara yang ingin melihat Senayan berfungsi sebagaimana mestinya," kata Fahri. 

"Senayan mengambil fungsi pengawasan yang sekarang berserakan, fungsi oposisi yang sekarang menjalar di jalan-jalan raya. Harusnya yang mengambil alih adalah Senayan, Senayan harus bisa melihat kejanggalan yang kasat mata ini, dan disuarakan karena itu kehendak pemilih," imbuhnya.

Fahri hanya berharap, para wakil rakyat dapat mengawasi jalannya pemerintahan saat ini. Tapi, kata dia, anggota dewan justru lebih taat kepada pimpinan partai politik.

"Karena mereka seharusnya lebih bisa berdaya dalam mengawal negara dari sekarang yang nampak di depan kita membosankan. Karena mereka harus taat kepada pimpinan dan lain-lain," kata Fahri.

Sebelumnya, Waketum sekaligus Jurubicara Partai Gerindra, Habiburokhman meminta Fahri Hamzah untuk dewasa dalam berpolitik.

Dia mengatakan, kader Partai Gerindra juga selalu diingatkan untuk menghormati urusan internal partai lain. Menurutnya, itu merupakan kedewasaan dan sopan santun dalam berpolitik.

"Yang lebih prinsip, kami harus menghormati urusan internal partai lain. Itulah bentuk kedewasaan dan sopan santun politik yang diajarkan kepada kami," ujar Habiburokhman, Jumat, 19 November. 

Dia lantas menyinggung Fahri Hamzah yang dulu sempat berselisih dengan PKS. Kala itu, menurutnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengingatkan agar para kader tidak ikut campur urusan tersebut.

"Saat Pak Fahri berselisih dengan PKS tempo hari Pak Prabowo wanti-wanti kepada kami untuk tidak ikut cawe-cawe atau memberikan komentar. Baik Pak Fahri maupun PKS sama-sama sahabat dekat kami," kata Habiburokhman.