Murka Dikaitkan dengan Hilal Ahmar Dokter Sunardi, Fadli Zon: Kalau Jokowi Bertemu Farid Okbah Disebut Teroris? Fitnah Kotor!
Fadli Zon bertemu dengan delegasi lembaga kemanusiaan (Foto: Twitter @Fadli Zon)

Bagikan:

JAKARTA - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon geram karena dirinya dikait-kaitkan dengan lembaga kemanusiaan Hilal Ahmar Society yang dipimpin oleh tersangka kasus terorisme, Dokter Sunardi. Menurut Fadli, ini merupakn bentuk fitnah yang keji pada dirinya. 

"Upaya untuk mengait-ngaitkan dgn terduga teroris adalah fitnah belaka. Secara politik, sy menganggap ini adlh fitnah yg kotor, sama seperti kalau ada orang yg mencoba mengaitkan Presiden @jokowi dgn terorisme hanya krn pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana. Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan?" tegas Fadli Zon lewat cuitan di Twitter resminya @fadlizon dilansir VOI, Rabu, 15 Maret. 

Lembaga kemanusiaan Hilal Ahmar Society yang dipimpin Dokter Sunardi diduga kuat terafiliasi dengan Jamaah Islamiah (JI). Setelah kasus ini diungkap Densus 88 Mabes Polri, beredar foto lawas saat Fadli Zon memberikan donasi pada lembaga tersebut. 

Anggota Komisi I DPR RI ini pun membenarkan foto yang beredar tersebut. Kejadiannya berlangsung pada 2015 silam saat dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korpolkam 2014-2019). 

Namun tidak seperti yang dituduhkan. Pemberian bantuan ini merupakan kerja-kerja 

Fadli sebagai wakil rakyat. Wajar saja kalau dirinya menerima delegasi dari berbagai golongan dan kepentingan untuk keperluan audiensi, menerima aduan atau courtesy call.

"Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya. Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI," tegas Fadli Zon.

Nah, pada 28 Mei 2015, Fadli bersama Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Fahri Hamzah menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin oleh Ustaz Bachtiar Nasir.

Twitter Fadli Zon 

FIPS menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia. Lembaga ini menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang. 

"Karena dana dikumpulkan dari masyarakat Indonesia, mereka kemudian meminta sy n Saudara @Fahrihamzah sbg representasi pimpinan wakil rakyat untuk scra simbolik menyerahkan bantuan kemanusiaan tsb pd FIPS. Penyerahan bantuan simbolik ini diabadikan oleh para wartawan yg hadir," terang Fadli. 

Dokumentasi kegiatan penyerahan bantuan secara simbolik ini pun disimpan rapih Fadli Zon dalam buku 'Berpihak Pada Rakyat' yg terdiri dari lima jilid. Pertemuan dengan anggota delegasi FIPS tadi dicatat dan didokumentasikan pada buku jilid pertama halaman 285.

"Sebagai catatan, semua dana yang tertera dalam simbol (USD 20,000) adalah dana yang dikumpulkan oleh FIPS dari masyarakat Indonesia, bukan sumbangan pribadi saya atau Saudara Fahri Hamzah,"

"Saya dan Saudara Fahri Hamzah kenal dengan tiga anggota delegasi FIPS, yaitu Ustadz Bachtiar Nasir, Mustofa Nahra, serta pengacara Achmad Michdan. Namun, empat orang lainnya saya tidak kenal," tambah Fadli. 

Tak hanya itu, pada 21 Mei 2015 FIPS juga telah bertamu ke Kementerian Luar Negeri yang diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri. Kementerian Luar Negeri menyambut baik kegiatan FIPS dan mengakui bahwa pemerintah Indonesia memiliki pemikiran serta visi yang sama dengan FIPS terkait bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah.

"Penerimaan terhadap delegasi FIPS adalah bentuk dukungan terhadap aksi kemanusiaan. Ketika masyarakat Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza, sbg Wakil Ketua @DPR_RI saya juga diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut secara simbolik," 

"Penjelasan ini sy buat untuk menepis fitnah sejumlah orang yg secara insinuatif berusaha memutarbalikan dukungan saya terhadap aksi kemanusiaan seolah adalah bentuk dukungan terhadap terorisme. Itu fitnah yang sangat kotor dan keji sekali," demikian Fadli.