Dokter Sunardi Ditembak Mati Densus Anggota IDI, Denny Siregar: <i>Gak</i> Usah Kaget, <i>Wong</i> di MUI Ada Gembongnya
Pegiat media sosial Denny Siregar (Instagram/dennysiregar)

Bagikan:

JAKARTA - Pegiat media sosial Denny Siregar meminta masyarakat tidak mengendurkan sikap terhadap aksi terorisme dengan mempermasalahkan tersangka terorisme dokter Sunardi yang tewas ditembak Tim Densus 88 Antiteror.

Denny menganggap dokter atau organisasi profesi apapun bisa disusupi gerakan radikal. Begitu juga Sunardi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Gak usah kaget deh kalo dia anggota IDI," kata Denny Siregar lewat akun Twitternya pada Jumat 11 Maret.

Denny mengklaim radikal juga telah menjalar di banyak organisasi bahkan dewan syariah nasional yang kerap menerbitkan fatwa yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI). Denny pun meminta agar masyarakat tidak merasa heran.

"Wong di MUI aja ada gembongnya teroris," imbuhnya.

Atas upaya kepolisian mengendus dokter Sunardi yang belakangan diketahui anggota Jamaah Islamiyah (JI), hingga akhirnya melumpuhkannya pada Rabu 9 Maret malam, Denny meminta agar IDI ketat mengscreening anggotannya yang terlibat jaringan radikal.

"Lebih bagus IDI mulai rapatkan barisan, supaya jangan ada lagi yang menyusup ke organisasi dokter ini," ujarnya.

Tersangka kasus terorisme dokter Sunardi tewas ditembak oleh Tim Densus 88 Antiteror di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu 9 Maret malam. Dokter Sunardi diketahui merupakan penanggung jawab yayasan terlarang, Hilal Ahmar Society.

Hilal Ahmar Society dinyatakan terlarang lantaran aktivitas di yayasan itu dianggap mendukung aksi terorisme. Keputusan yayasan tersebut terlarang berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2015.

"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai amir khidmat jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai nasihat Amir JI," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Jumat, 11 Maret.