SUKOHARJO – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sukoharjo, Arif Budi Satria membawa pesan usai melakukan takziah di kediaman dokter Sunardi, tersangka teroris yang ditembak densus 88 AT di Sukoharjo. Arif mengatakan, bahwa pihak keluarga sudah ikhlas dengan kepergian Sunardi.
Arif menjelaskan, pihak keluarga Sunardi menganggap qodho dan qodar yang menimpa almarhum Sunardi, adalah yang terbaik.
"Keluarga juga menyatakan tidak akan melakukan tuntutan hukum atas perkara tersebut dan menyatakan menerima dengan ikhlas," kata dokter Arif berdasarkan keterangan yang diterima redaksi dari Polda Jateng, Senin, 14 Maret.
Salah satu putra Sunardi, lanjut Arif, dokter Musa sudah dua kali menyatakan bahwa keluarga menerima dengan ikhlas kematian almarhum dan tidak berniat memperkarakannya lewat jalur hukum.
"Pada pertemuan di rumah duka hari Jumat (11 Maret) putra dokter Sunardi (dokter Musa) menyatakan begitu. Pada hari Sabtu (12 Maret) juga menegaskan hal yang sama. Saat kontak lewat telepon keluarga juga tetap pada statement bahwa keluarga menerima dengan ikhlas dan tidak berniat memperpanjang perkara ini," jelasnya.
IDI Sukoharjo, masih kata dokter Arif, mempunyai kewajiban moral untuk melakukan pendampingan ketika ada anggotanya yang tertimpa musibah.
BACA JUGA:
"Kita bantu trauma healing pada keluarga. Makanya kita lakukan kunjungan pada keluarga almarhum," terangnya.
Diketahui, Sunardi tercatat menjadi anggota aktif di IDI Kabupaten Sukoharjo, dan rajin mengurus perpanjangan keanggotaan serta surat izin prakteknya.
Arif mengungkap, petinggi Hilal Ahmar Society itu juga membuka praktek di Sukoharjo, tepatnya di Desa Gayam, serta di salah satu pondok pesantren di Polokarto.
Selaku pengurus IDI, Arif mengaku telah melakukan audiensi dengan Polres Sukoharjo dan menerima keterangan kalau kasus Sunardi tidak terkait dengan profesi dokter.
"Sudah kita lakukan silaturahmi dan klarifikasi di Polres Sukoharjo. Saat itu juga ada Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho dan Kabidhumas Kombes Iqbal Alqudusy," katanya.