Bagikan:

JAKARTA - Jam di CCTV menunjukkan pukul 21.22 WIB, di sebuah jalur kecil di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ketika jalanan masih tetap ramai dan lajur hanya muat dua kendaraan, sebuah mobil double cabin melaju kencang.

Itu adalah rekaman CCTV yang diputar ulang Komisi Nasional Hak Asasi (Komnas HAM) saat mengungkap video detik-detik penangkapan tersangka teroris dokter Sunardi di Sukoharjo, Jawa Tengah.

CCTV ini milik masyarakat dan berhasil menangkap pengejaran tersangka teroris Sunardi dari berbagai sudut. CCTV ini juga diambil dari berbagai titik.

Berkat ini, terungkap kalau memang sempat ada tembakan peringatan hingga tembakan ke arah Sunardi sebanyak sembilan kali.

"Dikasih tembakan ke udara (tembakan peringatan, red) enggak berhenti-berhenti. Yang sebelah kiri (tempat penumpang, red) bagian depan ditembak juga enggak berhenti, lalu tembak tangan enggak berhenti, tembak bahu enggak berhenti, tembak badan itu enggak berhenti terus akhirnya baru nabrak," ucap Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, Selasa 15 Maret.

"Kami tunjukkan semua dalam proses tadi, termasuk juga bagaimana kronologi tembakan. Jadi ada sembilan tembakan, tembakan sembilan kali, satu kali di bawah," lanjut dia.

Video itu diawali dengan Sunardi yang mengendarai mobil double cabin keluar dari sebuah jalan. Saat itu, belum ada anggota Densus 88 karena masih memastikan si pengendara yang ada di dalam mobil itu benar-benar target mereka.

"Ini mulai dibuntuti, tadi kami dijelaskan agak detail di titik ini ada dua orang yang di double cabin sudah masuk di sana. Itulah yang anggotanya," ungkap Anam.

Dia mengatakan Sunardi memacu mobilnya itu dalam kecepatan tinggi. Selanjutnya, petugas yang sudah naik ke bak mobil itu meminta Sunardi memberhentikan kendaraannya tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Sunardi, sambung Anam, mengabaikan perintah itu sehingga Densus 88 memberikan tembakan peringatan. "Ini dua orang polisi. Jadi setelah diperingatkan, ya, disuruh berhenti dan sebagainya. Diperingatkan suruh berhenti, dicegat begini sama petugas, habis itu tetap dia (jalan, red)," jelasnya sambil menunjuk video yang ditayangkan di proyektor.

"Mau dikasih tembakan peringatan setelah turun, ditunjukkan bahwa dia polisi tetap jalan. Di situlah ada nabrak yang pertama. Nah, ini, petugas yang turun dari mobil petugas Innova naik ke kabin," imbuh Anam.

Setelah kejadian ini, kejar-kejaran pun tak terelakkan antara Sunardi dan Densus 88. Anam menyebut mobil Sunardi sempat melaju hingga ke pinggir jalan.

Bahkan, mobil double cabin itu sempat serempetan dengan mobil petugas hingga timbul percikan api. "Indi dipepet tapi tetap saja disuruh berhenti enggak mau," tegasnya.

"Ini batas jalan aspal ini, tanahnya, kayak di bahu jalan kalau di tol. Lanjut ini ada yang lebih jelas tapi enggak mau berhenti. Ini kemudian mulai serempetan sampai muncul percikan api. Jadi itu proses kejar-kejarannya," tambah Anam.

Anam kemudian menyebut Sunardi juga tidak mau berhenti ketika Densus 88 sudah menembak dirinya. Sebelum itu, anggota yang akan menangkap sebenarnya juga sudah menunjukkan surat penangkapan.