Bagikan:

JAKARTA –Remaja tewas dalam tawuran di Kampung Rawa Badung, Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur ternyata korban salah sasaran. Hal itu diungkapkan Yus Aritonang, warga setempat.

Menurut Yus, kedua korban DTH dan seorang yang masih kritis tidak terlibat dalam aksi tawuran itu.

"Ini anak enggak tahu apa-apa, Ini orang kena imbas tawuran," ujarnya kepada wartawan, Senin 15 November.

Yus mengatakan, DTH mengalami luka parah dibagian lengan akibat bacokan senjata tajam.

"Luka bacok dalam, kena ke tulangnya ada sekitar 5 sentimeter lebar (lukanya)," katanya.

Yus menambahkan, luka bacok yang begitu parah membuat DTH kehabisan darah sehingga nyawanya tak terselamatkan.

"Dia kehabisan darah. Kita lihat juga sempat dimasukkan infus sudah tidak bisa masuk karena darah sudah habis," ucapnya.

Jenazah DTH sudah dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Senin 15 November.

Sementara untuk korban luka, kata Yus, mengalami luka bacok di bagian punggung dan perut. Kini masih dirawat di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.

Sementara menurut Rosalina ibunda Firman, putranya itu menjadi salah satu saksimata kejadian. Firman adalah rekan korban DTH dan korban yang masih dirawat. Kedua korban tersebut merupakan teman putranya. Rosalina menegaskan, kedua korban tak terlibat dalam aksi tawuran tersebut.

"Enggak (ikut terlibat). Masyarakat biasa. Kebetulan mau pulang ke rumah, habis pulang kerja," ujarnya kepada wartawan, Senin 15 November.

Lebih lanjut Rosalina menjelaskan, bahwa kedua korban bersama Firman memang satu kelompok pertemanan. Saat kejadian, ketika pulang kerja, dengan sepeda motor mereka melintas di sekitar lokasi terjadinya tawuran.

Firman pun sempat disuruh bersembunyi oleh warga ketika bentrok itu terjadi. Namun nahas, ketika Firman bersembunyi lalu menengok kembali ke lokasi, dia melihat DTH dan satu rekan lainnya terkapar.

"Di depan itu ada tawuran, mereka itu enggak tahu, terus anak saya menyelamatkan diri, udah ada petasan atau apa gitu," katanya.

"Pas udah reda (tawurannya), udah gak ada sama sekali pelaku, anak saya (Firman) naik (lihat) ke sana. Nah di sana teman anak saya sudah tersungkur. Yang satu motor itu dua-duanya (jadi korban)," ucapnya.

Firman bersama warga sekitar membawa DTH ke RSIA Resti Mulya sementara korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Kopi.

"Nah kemudian diangkat lah ke Rumah Sakit Resti Mulya, sampai di sana korban enggak ada nyawa (meninggal dunia). Yang satu di bawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi," ucapnya.

Karena itulah, lanjut Rosalina, Firman akhirnya menjadi salah satu saksi yang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Rosalina pun mengaku tak tahu kelompok pemuda yang terlibat dalam tawuran dari wilayah mana.

"Enggak ada yang tahu (dari mana)," katanya.

Sebelumnya diberitakan, dua kelompok remaja terlibat tawuran di Kampung Rawa Badung, Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. Akibat tawuran, satu orang remaja meregang nyawa setelah tubuhnya tertancap senjata tajam, sedangkan seorang lainnya kritis.

Ironisnya, para pelaku tawuran justru merekam adegan kekerasan itu menggunakan ponsel milik mereka. Terlihat, aksi saling serang menggunakan senjata tajam dan petasan berlangsung sengit.

Aksi tawuran tersebut diketahui melalui video yang tersebar luas di grup WhatsApp. Video itu kemudian diterima oleh awak media.

Dalam video terlihat sejumlah pemuda membawa celurit berukuran panjang kemudian berlari menyerang lawan.

Beberapa pemuda melontarkan sejumlah petasan. Tawuran itu terjadi hingga pertigaan Jalan PIK Penggilingan.