Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta masyarakat tidak berspekulasi soal nasib Panglima TNI Hadi Tjahjanto setelah pensiun pada 8 November mendatang.

Hal ini disampaikan setelah munculnya isu nama Hadi akan masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle atau perombakan.

"Ah, itu tunggu waktu. Kita belum bisa memberikan jawaban," kata Moeldoko kepada wartawan, Jumat, 5 November.

Dia lantas menjelaskan pembicaraan semacam ini belum terjadi. Moeldoko menilai Hadi akan mengambil waktu lebih dulu untuk beristirahat seperti yang pernah dilakukannya setelah pensiun dari jabatan Panglima TNI.

"Saya dulu (mengambil waktu, red) 2,5 tahun istirahat dan itu cukup nyaman bagi siapa pun setelah mengemban tugas. Saya 35 tahun mengemban tugas kemudian punya kesempatan 2,5 tahun (istirahat, red) dan itu berarti untuk keluarga, bagi saya sendiri untuk menikmati waktu yang ada," ungkapnya.

"Jadi tidak harus habis pensiun dapat jabatan baru. Saya pikir apa yang saya rasakan saat itu sangat menarik karena bisa merasakan sesuatu yang berbeda," imbuh Moeldoko.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengusulkan satu nama yaitu Jenderal Andika Perkasa untuk mengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

Setelah pengusulan itu, pihak istana yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno meminta DPR RI segera melakukan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.

"Kami atas nama pemerintah sangat mengharapkan kepada Ibu Ketua DPR, Pimpinan DPR, dan seluruh anggota DPR untuk bisa segera memproses dan kami sangat mengharapkan untuk bisa mendapatkan persetujuan secepatnya," kata Pratikno di gedung DPR, Rabu 3 November.

"Sehingga pemerintah bisa segera menerbitkan Keppres dan juga bapak Presiden bisa segera melantik panglima TNI yang baru," lanjut dia.