Bagikan:

JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mengakhiri masa tugasnya alias pensiun pada November ini. Terlebih, Jenderal Andika Perkasa sudah disetujui DPR menjadi Panglima TNI yang baru.

Belakangan, muncul isu bahwa Marsekal Hadi digadang-gadang bakal jadi menteri Jokowi dan masuk dalam jajaran kabinet Indonesia Maju.

Pengamat politik Muslim Arbi menilai Marsekal Hadi kurang pantas diberi jabatan setelah pensiun. Sebab menurutnya, tidak ada prestasi menonjol yang layak dibanggakan dari panglima yang bakal berulang tahun pada 8 November itu.

"Selama jabat panglima TNI, tidak ada prestasi yang menonjol," ujar Muslim, Minggu, 7 November.

Direktur Gerakan Perubahan itu menjelaskan, hal tersebut terlihat dari sejumlah peristiwa yang menjadi ancaman nasional. Di mana kata Muslim, tidak ada solusi konkret dari Hadi Tjahjanto. Misalnya, dalam masalah Perairan Natuna yang berulangkali disatroni kapal China.

"Tidak terdengar suara saat kedaulatan laut di Natuna dirongrong kapal-kapal RRC," jelas Muslim.

Bahkan, sambungnya, tak terdengar pula suara Panglima Hadi Kapal Nanggala 402 tenggelam. "Untuk menghormati prajurit AL yang gugur di dasar Samudra pun tak terdengar," katanya.

Selain itu, tambah Muslim, Marsekal Hadi Tjahjanto juga nampak diam dalam menanggapi isu publik soal kebangkitan PKI. Dia pun tidak mendengungkan ajakan untuk menonton film G30S/PKI.

"Bahkan hadapi pemberontakan bersenjata di Papua pun tak terlihat sikap yang jelas. Barangkali tak terlihat prestasi yang dapat dibanggakan untuk diberi jabatan setelah pensiun," pungkas Muslim.