Bagikan:

JAKARTA - Setidaknya ada lima perwira tinggi bintang tiga TNI AD yang memiliki pelung menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi kepala Staf TNI AD.

Hal ini menyusul Jenderal Andika Perkasa dicalonkan menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Ini disampaikan Pengamat intelijen dan militer, Susaningtyas NH Kertopati.

Lima nama itu, kata Susaningtyas, adalah Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal TNI Herindra; Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI Bakti Agus Fadjari; Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono; Kepala BAIS TNI, Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto; dan Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Ia menjelaskan, Herindra memiliki tingkat pengalaman pendidikan yang bagus dan lulusan terbaik, di antaranya peraih Adi Makayasa lulusan 1987 Akademi Militer.

"Wakasad Letjen Agus Fajari bisa saja, tetapi sebentar lagi pensiun. Letjen Eko (Margiyono) Kasum, Letjen Joni (Supriyanto) Ka Bais, Letjen Dudung yang jadi favorit netizen. Semua peluang sama," kata dia dilansir Antara, Selasa, 9 November.

Ia menuturkan, banyak pendapat kalau untuk jabatan panglima TNI atau kepala staf matra TNI hanya mempertimbangkan usia. Padahal, prestasi kerja harus lebih menonjol.

"Usia muda bisa lama menjabat, tapi tidak ada prestasinya, kan juga percuma. Apalagi usia tua namun tidak ada prestasi," kata mantan anggota Komisi I DPR ini.

Ia menyatakan, secara ideal perwira tinggi yang menduduki jabatan kepala Staf TNI AD diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal.

Calon pembina kekuatan tertinggi TNI AD itu juga diharapkan memiliki pengetahuan intelijen dan cukup memahami perkembangan teknologi pertahanan baru, termasuk siber.

Selain itu, kata dia, dapat membangun TNI yang mampu melaksanakan interoperabilitas dan kualitas prajurit TNI dalam hadapi perang siber. Sehingga, kualitasnya perlu ditingkatkan untuk mengawaki teknologi militer terkini.

Ia mencontohkan dalam hal pemanfaatan sistem nirawak baik berupa robot maupun kecerdasan buatan dan pertahanan siber.

Selain itu, kata dia, perwira tinggi yang menduduki jabatan kepala Staf TNI AD juga diharapkan mengikuti perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan Regional dan meningkatkan fungsi diplomasi pertahanan di tingkat internasional.

"Oleh karenanya dibutuhkan sosok Kasad yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional seperti halnya tuntutan (terhadap sosok yang menjabat) panglima TNI," katanya.