Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah memilih KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai calon panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

Penunjukkan itu sesuai surat presiden (Surpres) tentang Panglima TNI yang diantar Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, kepada Ketua DPR RI Puan Maharani.

Puan lalu mengumumkan bahwa Presiden mengusulkan hanya satu nama calon untuk dapat persetujuannya. 

"KSAD Jenderal Andika Perkasa," ujar Ketua DPR Puan Maharani, Rabu 3 November.

 

Setelah menerima surat tersebut, Puan menyampaikan, DPR akan segera menindaklanjuti Surpres Panglima TNI ini yang kemudian akan dilakukan fit and proper tes di Komisi I DPR.

Anggota Komisi I Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, menilai keputusan Presiden Jokowi sudah tepat dengan memilih Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI. Sebab menurutnya, Andika adalah yang paling senior dibandingkan kepala staf lainnya.

"Keputusan mencalonkan Jenderal Andika Perkasa itu kebijakan yang sangat bijak, karena tidak mungkin angkatan laut yang lebih junior dari Pak Andika kemudian menduduki jabatan panglima TNI," ujar Tamliha, kepada wartawan, Rabu, 3 November. 

 

Kendati demikian, Tamliha memprediksi jabatan Panglima TNI akan diestafetkan ke KSAL Laksamana Yudo Margono. Pasalnya, masa jabatan Andika Perkasa akan habis 13 bulan ke depan. 

"Jenderal Andika ini kan sudah familiar dengan komisi I, saya kira jabatan itu akan diberikan presiden ke Pak Andika sampai nanti pensiun di 2022 akhir, dan Pak Yudo juga akan mendapatkan kesempatan jadi panglima TNI, setelah Pak Andika pensiun," ungkapnya.

Selain memprediksi pergeseran posisi Panglima TNI, Tamliha juga meyakini jabatan KSAD akan diisi oleh Lejten Dudung Abdurachman yang kini menjabat Pangkostrad.

"Tentu jabatan KSAD kan akan kosong, saya prediksi Pak Dudung yang akan jadi KSAD, gantikan Andika," katanya.

 

Siapa yang duduk jadi KSAD?

 

Ketua Yayasan Koalisi Keadilan Masyarakat Mandiri Ferdinand Hutahaean turut mengomentari kekosongan posisi KSAD usai ditinggalkan Andika. 

 

Ferdinand mengaku mendengar bisik-bisik mengenai calon KSAD. Dikatakannya, kemungkinan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (Kasum TNI) Eko Margiyono menggantikan Jenderal Andika. Eko sendiri pernah menjadi pengawal Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya dengar bahwa KSAD akan dijabat oleh Kasum TNI, tetapi ini saya tidak tahu kebenarannya sejauh mana," ujar Ferdinand Hutahaean, Rabu, 3 November. 

 

Dia pun turut mengucapkan selamat kepada Jenderal TNI Andika Perkasa yang dipilih Presiden Jokowi sebagai calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun. 

"Selamat kepada Jenderal Andika yang ditunjuk jadi calon Panglima TNI. Semoga bisa mengemban amanah ini dengan baik dan bisa tetap membina hubungan baik dengan Polri," kata Ferdinand. 

Menurut mantan politikus Partai Demokrat itu, siapa pun yang menjadi Panglima TNI harus mampu memimpin institusi pertahanan tersebut. Terpenting, kata Ferdinand, harus loyal kepada negara. 

"Loyal kepada bangsa dan negara serta loyal kepada Presiden sebagai Panglima Tertinggi. Selain itu harus bisa memelihara kerja sama yang baik dengan Polri," katanya. 

Berikut profil Pangkostrad Letjen Dudung dan Kasum TNI Letjen Eko Margiyono  

1. Letjen Dudung Abdurachman

Dudung merupakan pria kelahiran Bandung, Jawa Barat. Ia lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada 1988 dari kecabangan Infanteri. Sejumlah nama di angkatannya sudah lebih dulu mendapat jabatan penting sebelum Dudung. Sebut saja salah satunya Mayor Jenderal Ilham Alamsyah, yang sempat menjabat Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) pada 2017 silam.

Pria kelahiran 16 November 1965 itu menjabat Wakil Gubernur Akmil pada 2015 hingga 2016. Dari sana, peningkatan jabatannya terus berjalan lancar. Ia naik menjadi Staf Khusus KASAD selama setahun, kemudian Wakil Asisten Teritorial (Waaster) KASAD setelahnya.

Setelah itu, Dudung langsung diangkat menjadi Gubernur Akmil pada 2018. Posisi ini ia jabat selama dua tahun. Hingga pada Agustus 2020 lalu, Dudung dilantik menjadi Pangdam Jaya oleh KASAD Jenderal Andika Perkasa. Kemudian pada Juni 2021, Dudung diangkat menjadi Pangkostrad.

 

2. Letjen Eko Margiyono

 

Pria kelahiran 12 Mei 1967 itu merupakan seorang perwira tinggi TNI AD yang menjabat sebagai Kepala Staf Umum TNI. Eko Margiyono mengemban pendidikan di Akademi Militer 1989 dari kecabangan Infanteri (Kopassus).

Dilansir dari kodamjaya-tniad.mil.id dan berbagai sumber, Eko Margiyono lama menjalani karirnya di lingkungan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.

Eko Margiyono sempat menjabat Asisten Teritorial Kepala Staf Divisi Infanteri-1/Kostrad, berturut-turut Eko dipercaya menjabat Komandan Grup A Paspampres (2010-2012), Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Kodam Jaya (2012-2014), serta Komandan Resor Militer (Danrem) 061/Surya Kencana Kodam III/Siliwangi (2014).

Pangkat Bintang Satu diraihnya saat dipercaya sebagai Komandan Korem (Danrem) 033/Wira Pratama Kodam I/Bukit Barisan (2014-2015). Berikutnya, Mayjen TNI Eko Margiyono, MA dipercaya menduduki jabatan Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf TNI AD (2015-2017), kemudian menjabat Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya (2017).

Sementara pangkat Bintang Dua diraihnya saat memperoleh promosi sebagai Gubernur Akademi Militer (Akmil). Setahun menjabat Gubernur Akmil, Mayjen TNI Eko Margiyono, MA, kembali dipercaya untuk menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) ke-30 Kopassus pada (2018-2019).

Selanjutnya, pada 2019 Eko Margiyono dilantik menjadi Panglima Kodam (Pangdam) Jaya/Jayakarta ke-33. Kemudian Eko Margiyono menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada 2020.

Lalu, Eko Margiyono diangkat menjadi Kasum TNI pada 2021. Eko Margiyono menjabat sebagai Kasum TNI menggantikan Letjen Ganip Warsito yang sebelumnya ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kepala BNPB.