Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melontarkan pantun yang menyebut dirinya berharap untuk lebih sering bertemu dengan Partai Golkar dianggap memiliki maksud tertentu.

Melihat fakta, masa jabatan Anies di DKI sisa satu tahun. Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menyebut, keinginan Anies bertemu Golkar tak hanya berjalan selama menjadi Gubernur DKI, melainkan saat persiapan menuju Pilpres 2024.

"Anies menyebut semoga sering ketemu lagi, sementara dia di Oktober 2022 sudah berhenti sebagai gubernur. Ucapan dalam pantun tersebut pasti memiliki tujuan untuk ke pilpres," kata Ujang kepada VOI, Selasa, 2 November.

Seperti yang diketahui, untuk bisa memenuhi syarat sebagai calon presiden, Anies mesti didukung oleh partai atau gabungan partai minimal 20 persen kursi di DPR RI.

"Kan mesti mendapatkan banyak dukungan dari semua partai jika ingin menjadi capres atau cawapres. Sebagai figur nonpartai, anies membutuhkan partai untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden," ungkap Ujang.

Golkar memang terlihat mantap akan mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartato dalam kontestasi politik di 2024. Namun, menurut Ujang, politik serba cair.

Anies masih melihat peluang untuk digaet oleh Golkar. Mengingat, saat ini hubungan antara Anies dengan Fraksi Golkar di DPRD DKI tampak baik.

"Sekarang bentukan koalisi juga belum jelas, partai apa dengan partai mana, pasangan capresnya juga belum jelas. Semua masih serba mengintip. Anies masih melihat peluang itu. Partai-partai pasti akan didekati karena dia tidak punya partai," tuturnya.

Dua hari lalu, Anies menghadiri acara HUT ke-57 Partai Golkar. Dalam sesi sambutan, Ia menyisipkan pantun yang mengartikan dirinya senang bertemu dengan Partai Golkar.

"Bang Basri tak mau ketinggalan. Bersepeda kencang seorang diri, bertemu Golkar selalu menyenangkan. Semoga sering ketemu lagi," ungkap Anies.