Sempat Jadi Tempat Menginap Presiden Obama, Hotel Bintang 5 Kempinski Naypyitaw Tutup Imbas Kudeta Myanmar

JAKARTA - Grup Kempinski Hotel baru saja mengumumkan mereka harus membuat keputusan sulit, untuk menghentikan operasi Kempinski Hotel Naypyitaw Myanmar.

"Kami telah bekerja untuk mempertahankan kualitas tinggi dari layanan yang layak untuk para tamu. Namun, lingkungan operasi saat ini tidak memungkinkan bagi kami untuk melakukannya," kata mereka dalam siaran pers, mengutip Mizzima 17 Oktober.

Grup hotel bintang 5 tersebut berhenti menerima pemesanan, hiburan, atau layanan lain yang disediakan di hotel mulai 13 Oktober.

Tutupnya salah satu hotel mewah ini, menandai pukulan terbaru bari industri pariwisata Myanmar, yang hancur lantaran pandemi COVID-19 dan kudeta militer 1 Februari.

Hotel yang menjadi tempat menginap Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berkunjung ke Myanmar tahun 2014 silam ini, diketahui mengirim surat kepada para tamu untuk memberi tahu mereka tentang keputusan tersebut, kata seorang anggota staf kepada Myanmar Now seperti dikutip 19 Oktober.

Caption

Banyak perusahaan internasional telah meninggalkan Myanmar sejak perebutan kekuasaan oleh rezim militer Myamar, menjerumuskan ekonomi ke dalam kekacauan, memperparah situasi yang sudah mengerikan yang disebabkan oleh pandemi.

Naung Naung Han, Ketua Asosiasi Perjalanan Persatuan Myanmar mengatakan, kurangnya pengunjung internasional membuat operator hotel mewah menjauh.

"Jumlah wisatawan menurun drastis. Mereka juga khawatir tentang stabilitas politik negara. Semua ini menyebabkan mereka meninggalkan negara ini," sebutnya.

Beberapa bisnis hotel tetap bertahan dengan melayani wisatawan lokal dan tamu yang menginap lama. Tetapi, biaya overhead yang tinggi dari jaringan hotel internasional utama, berarti mereka bergantung pada pengunjung asing. Sementara, turis internasional telah dilarang dari negara itu sejak Maret tahun lalu.

Untuk diketahui, Kempinski Hotel Naypyitaw memiliki 141 kamar dan telah menampung pejabat pemerintah internasional, duta besar dan pelancong bisnis sejak dibuka pada tahun 2014.

The Kempinski Hotel Naypyitaw, Myanmar. (Sumber: Kempinski)

Salah satu taipan paling terkenal di Myanmar, Aung Ko Win, adalah investor di hotel tersebut melalui perusahaannya Kanbawza Group, yang bermitra dengan Jewellery Luck Company menyediakan 45 juta dolar Amerika Serikat untuk proyek tersebut.

Sementara, Nyo Aye, direktur kementerian pariwisata yang dikendalikan rezim militer mengatakan pada awal September, sekitar 225 dari 483 hotel di Yangon telah ditutup. Di antaranya adalah Sule Shangri-La, yang dulu dikenal sebagai Traders Hotel.

Minggu lalu, British American Tobacco bergabung dengan serbuan perusahaan multinasional besar yang keluar dari Myanmar.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.