Balas Tarik Diplomatnya dari Markas NATO, Menlu Rusia: Jika Ada Masalah Mendesak, Dapat Hubungi Duta Besar Kami
Ilustrasi markas NATO di Belgia. (Wikimedia Commons/Senior Master Sgt. Adrian Cadiz)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia memutuskan untuk menangguhkan misi diplomatiknya ke NATO, menurut Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Selain itu, staf di kantor NATO di Moskow akan dicabut akreditasinya pada Bulan November.

Itu terjadi setelah NATO mengusir delapan diplomat dari misi Rusia awal bulan ini, dengan tudingan mereka bekerja sebagai perwira intelijen.

Hubungan antara NATO dan Rusia telah tegang sejak Moskow mencaplok semenanjung Krimea, Ukraina pada tahun 2014.

Menlu Lavrov mengkonfirmasi kepada media Rusia, langkah tersebut sebagai tanggapan atas tindakan NATO, menuduh aliansi militer itu tidak tertarik pada dialog yang adil.

"Jika anggota NATO memiliki masalah mendesak, mereka dapat menghubungi duta besar kami di Belgia untuk pertanyaan ini," kata media Rusia mengutip Lavrov, seperti melansir BBC 19 Oktober.

Sementara itu mengutip TASS 18 Oktober, Kementerian Luar Negeri Rusia seorang utusan dari negara anggota NATO di Moskow dapat mempertahankan kontak mendesak dengan pihak Rusia atas nama blok tersebut.

"Duta besar Rusia yang luar biasa dan berkuasa penuh di Kerajaan Belgia akan diberi wewenang untuk mempertahankan kontak mendesak dengan markas aliansi. Atas kebijaksanaan aliansi, seorang duta besar dari negara NATO di Moskow dapat melakukan fungsi serupa," bunyi pernyataan itu.

Menyusul pengumuman itu, NATO mengatakan telah memperhatikan keputusan Rusia.

"Kami menyesali langkah ini. Kebijakan NATO terhadap Rusia tetap konsisten. Kami telah memperkuat pencegahan dan pertahanan kami dalam menanggapi tindakan agresif Rusia, sementara pada saat yang sama kami tetap terbuka untuk berdialog, termasuk melalui dewan NATO-Rusia," sebut juru bicara NATO Oana Lungescu.

Ketika NATO mengusir delapan diplomat Rusia bulan ini, pakta pertahanan tersebut mengurangi separuh ukuran misi Moskow yang bekerja di markas besarnya di Brussel menjadi 10.

Pada saat itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, organisasi yang dipimpinnya telah melihat peningkatan aktivitas jahat Rusia dan oleh karena itu kita perlu waspada.

Seorang pejabat NATO mengatakan orang-orang itu adalah perwira intelijen Rusia yang tidak diumumkan. Sebelumnya, pada tahun 2018 NATO mengusir diplomat Rusia sebagai tanggapan atas serangan agen saraf di kota Salisbury di Inggris. Itu juga mengurangi ukuran misi Rusia dari 30 menjadi 20.