Menlu Retno: Serbia Siap Akui Sertifikat Vaksin Indonesia dan Bentuk Perjanjian Ekstradisi

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic, di sela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok dan pertemuan dengan Presiden Serbia Aleksandar Vučić yang berlangsung di Beograd, Serbia pada 11-12 Oktober.

Menlu Retno mengatakan, selain fokus membahas peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara, Menlu Retno juga membahas sejumlah hal, mulai dari sertifikat vaksin hingga perjanjian ekstradisi.

Dijelaskannya, hal pertama yang dibahas bersama Menlu Nikola terkait dengan dukungan Serbia terhadap usulan Indonesia, terkait dengan usulan Indonesia secara formal untuk menominasikan arsip KTT Gerakan Non Blok ke-1 di Beograd sebagai Memory of the World UNESCO.

"Nominasi ini akan memperkuat peran sentral GNB di dunia saat ini. Saya usulkan Indonesia dan Serbia kerja bersama untuk mendapatkan dukungan negara lain," sebut Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri Indonesia Selasa 12 Oktober, dengan Menlu Nikola langsung menyampaikan letter of support, surat dukungan terhadap prakarsa Indonesia.

Berikutnya, Menlu Retno menyebut Indonesia dan Serbia sepakat untuk memulai proses perundingan pembentukan Perjanjian Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (MLA) dan Perjanjian Ektradisi.

Menlu Nikola yang sebelumnya juga menjabat sebagai Menteri hukum dan keadilan Serbia, sepakat dengan hal ini dan akan mendorong perundingan dan percepatan penyelesaiannya, sebut Menlu Retno.

"Ketiga, kerja sama vaksin COVID-19. Saya usulkan agar Indonesia dan Serbia mengakui sertifikat vaksin COVID-19 kedua negara sebagai langkah awal untuk membuka perbatasan dan mobilitas masyarakat kedua negara dengan hati-hati dan aman," ungkapnya.

"Sehari setelah pertemuan, telah menyampaikan surat resmi mengenai kesiapan Serbia untuk mengadakan perjanjian saling pengakuan sertifikat vaksin antara kedua negara," sambung Menlu Retno.

Adapun mengenai kerja sama ekonomi, selain fokus pada penyelesaian MoU di sektor pertanian sebagai sekotor unggulan kerja sama kedua negara. Juga mendorong peningkatan investasi kedua negara dua arah.

"Perusahaan Indonesia yang berada di Serbia yaitu Indo Adriatic Industry (produksi mie instant) dan PT Delta Danube (plantasi jamur) mendapatkan perhatian besar pemerintah dan rakyat Serbia bahkan Presiden Serbia sendiri," papar Menlu Retno.

"Presiden dan Menlu Serbia pernah secara langsung mengunjungi perkebunan jamur yang dimiliki investor Indonesia. Dalam kesempatan tersebut saya dan Menlu Nikola menandatangani MoU kerja sama Pendidikan diplomatik kedua negara. Kami berdua juga menyaksikan penandatangan MoU on Business and Innovation Incubation antara Universitas Beograd dan Universitas Padjajaran," pungkasnya.