Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyambut baik pertumbuhan positif kerja sama dengan Serbia, serta membahas krisis di Ukraina saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Nikola Selakovic, Senin.

Menlu Retno mengatakan, sebagai sesama pendiri Gerakan Non-Blok pada tahun 1961, Indonesia dan Serbia lama menjalin hubungan bilateral, sekaligus menjadi salah satu mitra penting Indonesia di kawasan Eropa Tenggara.

Dalam pertemuan di Jakarta hari ini, Menlu Retno dan Menlu Selakovic menandatangani MoU Konsultasi Politik antara Indonesia dan Serbia, sebagai basis bagi Indonesia, Serbia Bilateral Forum Konsultasi untuk membahas berbagai isu kepentingan bersama.

"Kami juga mengidentifikasi bidang kerja sama yang perlu lebih diperkuat. Tentang kerja sama ketahanan pangan, kami telah berbagi keprihatinan tentang dampak perang di Ukraina untuk ketahanan pangan, khususnya kenaikan harga pangan. Untuk tujuan ini, kami sepakat untuk meningkatkan kerjasama perdagangan komoditas pangan/pertanian khususnya gandum," ungkap Menlu Retno, dalam keterangan pers virtual Senin 23 Mei.

Dikatakannya, Indonesia melalui perusahaan milik negara PT Berdikari dan perusahaan Serbia sebagai mitra bisnis, telah menunjukkan kesiapan untuk memfasilitasi ekspor gandum tersebut. Rencananya, Menlu Selakovic akan bertemu dengan pihak PT Berdikari.

"Pada kerja sama perdagangan dan investasi, hubungan kami menunjukkan tren positif meskipun pandemi. Pada tahun 2021, perdagangan bilateral kita mencapai 26,8 juta dolar AS," terang Menlu Retno.

"Saya berterima kasih atas kesediaan Serbia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor minyak sawit Indonesia hingga 30 persen," sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno juga mengapresiasi tingginya penyerapan tenaga kerja Indonesia di berbagai sektor,

Saya juga senang mencatat minat Serbia untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja Indonesia di berbagai sektor, termasuk di bidang konstruksi, perhotelan, hingga sektor makanan dan minuman.

Digaris bawawhi Menlu Retno, pihaknya mengharapkan kepastian perlindungan yang lebih baik dan kepastian hukum bagi pekerja migran Indoensia.

Saya menyatakan harapan atas dukungan Serbia untuk memastikan perlindungan yang lebih baik dan kepastian hukum bagi pekerja migran Indonesia.

Diketahui, investasi outbound Indonesia di Serbia bernilai lebih dari 11 juta AS dan terus berkembang dan bahkan menembus lebih jauh ke pasar Uni Eropa, termasuk produksi dan distribusi mie instan hingga perkebunan budidaya jamur.

"Kami sepakat bahwa ada banyak ruang untuk meningkatkan perdagangan dua arah kami dan

hubungan investasi. Kami juga melihat perlunya mengintensifkan business-to-business kontak, termasuk melalui Kamar Dagang kami," tandas.

Sementara mengenai masalah Ukraina, Menlu Retno menegaskan kembali posisi Indonesia tentang pentingnya menjunjung tinggi prndis

Pada isu-isu internasional, kami membahas situasi di Ukraina., saya tegaskan kembali

Posisi Indonesia tentang pentingnya menjunjung tinggi prinsip saling menghormati

integritas dan kedaulatan wilayah.

Saya juga menggarisbawahi seruan Indonesia agar semua pihak segera menghentikan perang dan menemukan solusi damai di meja negosiasi, menekankan perlunya mengembangkan iklim kepercayaan strategis, di mana setiap negara memikul tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, untuk resolusi konflik.