Kelompok Peretas Terkait Korea Utara Coba Bobol Email Anggota Panel Pertahanan Korea Selatan
JAKARTA - Sebuah kelompok peretas yang diyakini terkait dengan Korea Utara, telah berusaha mencuri data dari para ahli Korea Selatan yang bekerja sebagai anggota panel penasihat untuk kementerian pertahanan, kata sebuah perusahaan keamanan siber, Minggu.
Cara yang dipakai kelompok peretas ini dengan cara mengirim email ke beberapa anggota panel penasehat awal September ini. Mereka menyamar seolah-olah berasal dari Kementerian Pertahanan Korea Utara.
Melansir Korea Times 12 September, perusahaan keamanan siber ESTsecurity menyebut kelompok ini mengirimkan email yang memberi tahu tentang seminar, terkait dengan peringatan perjanjian militer antar-Korea 2018.
"Beberapa hari kemudian, email lain dikirim, meminta anggota panel untuk membuka lampiran file dalam email yang ditulis untuk acara tersebut. Itu memiliki beberapa gambar yang disamarkan pada lampiran yang tampaknya merupakan dokumen resmi pemerintah," menurut ESTsecurity.
ESTsecurity mengatakan, pihaknya mencurigai organisasi peretasan yang terkait dengan Korea Utara, Thallium, berada di balik percobaan serangan tersebut.
Peretas melampirkan file berbahaya yang disamarkan sebagai dokumen pemerintah ke email yang dapat menginstal malware di komputer pengguna, memungkinkan mereka mencuri informasi.
Tetapi belum ada kerusakan yang terlihat dari penipuan yang dilaporkan, menurut perusahaan keamanan siber tersebut.
Serangan siber kali ini merupakan upaya terbaru dari serangkaian insiden peretasan baru-baru ini, yang diduga dilakukan oleh kelompok Korea Utara. Talium biasanya menargetkan pejabat serta jurnalis di bidang hubungan luar negeri dan keamanan di Korea Selatan.
Pada Bulan Juni lalu, peretas Korea Utara diduga terlibat dalam serangan menggunakan alamat email yang dimanipulasi dari kementerian pemerintah Korea Selatan, untuk mencuri informasi pengguna.
ESTsecurity mengatakan, insiden peretasan yang diduga dilakukan oleh kelompok Korea Utara telah meningkat baru-baru ini, meminta pemerintah dan sektor swasta Korea Selatan untuk tetap waspada terhadap serangan semacam itu.
Baca juga:
- Samakan dengan Bahaya Opium Era Dinasti Qing, China Batasi Anak di Bawah 18 Tahun Main Game Online
- Belasan Anjing Penyelamat Ditembak Mati karena Pembatasan COVID-19, Pejabat Australia Gelar Penyelidikan
- China Buka Jalur Kereta ke Samudra Hindia, Bisa Kirim Kargo dari Singapura Melalui Myanmar
- 'Selingkuh' dengan Simpanse, Wanita Ini Dilarang Berkunjung oleh Kebun Binatang di Belgia
Terkait dengan insiden serupa, The National Intelligence Service (NIS) atau badan intelijen nasional Korea Selatan pun memperketat peringatan tentang ancaman dunia maya yang ditimbulkan oleh peretas Korea Utara.