Evakuasi di Afghanistan, Menteri Pertahanan Inggris: Jika Mortir Ditembakkan ke Landasan Pacu, Jadi Masalah Kemanusiaan

JAKARTA - Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menyebut Pemerintah Amerika Serikat tidak mungkin memperpanjang tenggat waktu evakuasi, untuk memberi kesempatan warganya dan warga Afghanistan terbang dari Kabul.

Dengan Taliban memeringatkan tenggat waktu adalah 31 Agustus, sesuai dengan tenggat waktu penarikan pasukan koalisi pimpinan Washington, Wallace juga memeringatkan potensi yang terjadi jika tenggat waktu terlewatkan.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menghadapi tekanan untuk memperpanjang batas waktu 31 Agustus, terkait evakuasi ribuan orang yang berusaha melarikan diri dari Taliban di Afghanistan, dalam pertemuan virtual para pemimpin negara-negara kaya Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa ini.

Mengutip Reuters Selasa 24 Agustus, Taliban menegaskan akan menolak tuntutan apa pun oleh pasukan Barat, untuk memperpanjang tenggat waktu guna memberikan lebih banyak waktu menyelesaikan operasi evakuasi dari Afghanistan melalui bandara Kabul.

Sebelumnya, Presiden Joe Biden yang menyebut proses evakuasi akan berjalan sulit dan menyakitkan, mengatakan pada Hari Minggu dia tidak ingin memperpanjang tenggat waktu, tetapi pembicaraan sedang berlangsung.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

"Saya pikir itu tidak mungkin. Bukan hanya karena apa yang dikatakan Taliban, tetapi juga jika Anda melihat pernyataan publik Presiden Biden. Ini pasti layak untuk kita semua coba, dan kita akan melakukannya," kata Wallace kepada Sky News.

Wallace mengatakan, jika pasukan Barat tidak pergi sampai batas waktu yang ditentukan, Taliban dapat menyerang bandara atau mencegah orang datang.

"Jika bandara itu diserang maka secara efektif ditutup, tembakan mortir ke landasan pacu dan lain-lain, itu akan membuat Anda menghadapi masalah kemanusiaan yang sangat besar," papar Wallace.

Dikatakan olehnya, tidak ada prospek pasukan Inggris melanjutkan upaya evakuasi di Kabul tanpa kehadiran militer AS. Di masa depan, Wallace mengatakan Inggris yang saat ini memilih Amerika Serikat sebagai sekutu militer, mungkin akan membentuk aliansi dengan negara lain untuk operasi tertentu.

"Mungkin sebenarnya lebih menarik bagi kami untuk bergabung dengan mitra lain, kami harus memiliki kekuatan yang jauh lebih bisa interoperabilitas daripada dependen," paparnya.

Menteri Wallace mengatakan, Inggris telah mengevakuasi sekitar 8.600 orang dari Afghanistan dalam dua minggu terakhir, termasuk 2.000 dalam 24 jam terakhir.

"Tetapi mengingat waktu yang terbatas sebelum jendela evakuasi ditutup, Kami tidak akan mengeluarkan semua orang," pungkasnya.