Varian Delta Sebabkan Kasus COVID-19 Meningkat, PM Selandia Baru: Kami dalam Siaga Tinggi

JAKARTA - Perdana Menteri Jacinda Ardern mendesak warga Selandia Baru pada hari Jumat untuk mematuhi strateginya, guna memberantas varian Delta yang menyebar cepat saat ia memperpanjang penguncian ketat di tengah lonjakan infeksi.

Kritikus Ardern mempertanyakan, apakah dia dapat mengulangi prestasi tahun lalu yang hampir membasmi COVID-19, ketika pemerintahnya berjuang untuk membuat populasi divaksinasi dalam menghadapi varian Delta yang lebih menular.

"Kami telah berada di sini sebelumnya. Kami tahu strategi eliminasi berhasil," kata PM Jacinda Ardern dalam konferensi pers, seperti mengutip Reuters Jumat 20 Agustus.

"Kasus meningkat dan kemudian berkurang sampai kita tidak memilikinya. Itu sudah dicoba dan benar, kita hanya perlu bertahan," sambung PM Ardern.

PM Ardern memperpanjang penguncian untuk populasi 5,1 juta orang hingga tengah malam pada Hari Selasa, ketika wabah meluas ke luar kota terbesar, Auckland, ke ibu kota, Wellington.

11 kasus baru hari Jumat, tiga di Wellington, menjadikan penghitungan infeksi Selandia Baru menjadi 31. Pasien kasus infeksi COVID-19 di Wellington baru-baru ini melakukan perjalanan ke Auckland, mengunjungi lokasi-lokasi yang diidentifikasi telah terpapar wabah tersebut.

"Kami hanya tidak tahu skala penuh dari wabah varian Delta ini. Kami ingin seluruh negara dalam siaga tinggi sekarang," sebut PM Ardern.

Terpisah, Kepala Kesehatan Ashley Bloomfield memperingatkan, penguncian di pusat wabah Auckland dapat diperluas lebih jauh.

Penguncian keras PM Ardern dan penutupan perbatasan internasional pada Maret 2020 membantu mengendalikan COVID-19. Tetapi, pemerintah sekarang menghadapi pertanyaan tentang peluncuran vaksin yang tertunda, serta meningkatnya biaya di negara yang sangat bergantung pada tenaga kerja imigran.

Untuk diketahui, baru sekitar 19 persen penduduk Selandia Baru yang telah menerima vaksin COVID-19, dari total keseluruhan jumlah populasi yang ada, menjadikan Selandia baru memiliki laju vaksinasi COVID-19 paling lambat di antara negara-negara kaya dari pengelompokan OECD.

Warga Selandia Baru telah hidup bebas virus dan tanpa pembatasan sampai PM Ardern pada Selasa memerintahkan penguncian nasional 3 hari cepat, dengan penutupan tujuh hari untuk Auckland, setelah penemuan kasus pertama sejak Februari.