Singapura Izinkan Warganya Makan Minum di Pusat Jajanan dan Kedai Kopi Mulai 10 Agustus
JAKARTA - Otoritas Singapura mengumumkan bakal mengizinkan warganya yang sudah menerima vaksin COVID-19 penuh, untuk kembali bersantap di restoran mulai 10 Agustus mendatang. Meraka juga diizinkan untuk makan berkelompok hingga maksimal lima orang. Langkah ini diumumkan sebagai bagian dari pelonggaran penguncian yang ditempuh oleh otoritas Singapura.
"Jumlah kelompok saat ini untuk pertemuan sosial juga akan ditingkatkan dari dua menjadi lima mulai 10 Agustus. Rumah tangga pun dapat menerima kunjungan lima tamu berbeda per hari," terang Kementerian Kesehatan (MOH) dalam siaran pers pada Jumat 6 Agustus, seperti mengutip CNA.
"Namun, orang yang belum divaksinasi harus tetap dalam kelompok tidak lebih dari dua orang, untuk mengurangi kemungkinan penularan dan infeksi parah," lanjut Kementerian Kesehatan.
Sementara, anak-anak yang belum divaksinasi dan berusia 12 tahun ke bawah, dapat dimasukkan dalam kelompok lima selama semuanya berasal dari rumah tangga yang sama. MOH mengatakan, ini bagian dari rencana pelonggaran pembatasan yang dimulai pada 10 Agustus, dan akan dilanjutkan jika situasinya tetap stabil pada 19 Agustus.
Seiring dengan pelonggaran ini, mereka yang sudah divaksin penuh juga dapat melakukan olahraga intensitas tinggi dengan masker, layanan perawatan pribadi, hingga acara yang lebih besar seperti pernikahan dan ibadah.
"Orang yang belum divaksinasi dengan hasil tes pra-acara negatif yang valid atau orang yang pulih memiliki risiko yang sama lebih rendah, juga dapat bergabung dalam kelompok hingga lima orang," lanjut MOH.
Bukti vaksin
Restoran hanya dapat memberikan layanan makan di tempat, jika dapat memastikan pelanggan telah mendapat vaksin COVID-19 penuh. Mereka yang tidak dapat melakukannya, hanya dapat melayani pesan-bawa dan layanan pengiriman.
Sementara, setiap orang dapat makan di tempat pada pusat jajanan dan kedai kopi mulai 10 Agustus, terlepas dari status vaksinasinya. Namun, dibatasi maksimal hanya dalam kelompok dua orang.
"Pusat jajanan dan kedai kopi menyediakan layanan makanan yang nyaman dan terjangkau di masyarakat. Karena ini adalah ruang terbuka dan berventilasi alami, kami akan memberikan konsesi khusus untuk orang yang divaksinasi dan belum divaksinasi untuk makan di pusat jajanan dan kedai kopi," terang Kementerian Kesehatan.
"Makan di tempat tetap menjadi kegiatan berisiko tinggi karena orang-orang membuka masker dan berada dalam jarak dekat," ujar kementerian, menambahkan bahwa hiburan seperti pertunjukan langsung, rekaman musik, dan pemutaran TV akan terus dilarang.
Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana orang dapat membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi sepenuhnya, ketua bersama dari gugus tugas multi-kementerian Lawrence Wong mengatakan, status vaksinasi seseorang tercermin dalam aplikasi TraceTogether atau di HealthHub.
"Yang perlu Anda lakukan adalah, membawa ponsel ketika Anda pergi makan, Anda dapat menunjukkan status vaksin kepada orang di restoran, kemudian mereka akan dapat memverifikasi itu," terang Wong.
"Bagi orang yang telah divaksinasi di luar negeri, mereka mungkin harus membawa salinan dokumen yang relevan, karena status vaksinasi mereka mungkin tidak terlihat di aplikasi TraceTogether atau HealthHub," tandas Wong.
Baca juga:
- Iron Dome Tangkis 10 Rudal dari Lebanon, Hizbullah: Balasan Serangan Udara Israel
- Tegas Tolak Tuntutan China, Menlu Australia Marise Payne: Kami Tidak Dapat Memenuhi Persyaratan Mereka
- Balas Serangan Udara AS: Taliban Tingkatkan Serangan di Kota-kota Besar, Incar Kandahar dan Herat
- Makin Memprihatinkan, Sydney Kembali Catat Rekor Infeksi Harian COVID-19
Jika tidak ada perubahan, otoritas Singapura juga menyetujui penghapusan persyaratan pemeriksaan suhu tubuh di tempat umum mulai 19 Agustus.
"Dengan tingkat cakupan vaksin yang tinggi di antara populasi kami, penularan di antara individu yang divaksinasi dan tingkat keparahan penyakit pada orang yang divaksinasi tetapi orang yang terinfeksi cenderung jauh lebih rendah," kata Depkes, menambahkan bahwa Singapura juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi infeksi lebih awal melalui pengujian.