Italia Larang Kapal Pesiar Berukuran Besar Lego Jangkar di Laguna Venesia

JAKARTA - Otoritas Italia resmi melarang kapal pesiar berukuran besar untuk berlayar ke pusat kota dan lego jangkar di laguna Venesia mulai 1 Agustus mendatang, seiring dengan meningkatnya ancaman kerusakan lingkungan. 

Keputusan itu datang hanya beberapa hari sebelum pertemuan organisasi budaya Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) UNESCO, yang telah mengusulkan untuk menambahkan Venesia ke daftar situs warisan yang terancam punah.

"Undang-undang yang diadopsi hari ini merupakan langkah penting untuk perlindungan sistem laguna Venesia," kata Perdana Menteri Italia Mario Draghi setelah dekrit itu disetujui pada rapat kabinet, seperti megutip The National News, Rabu 14 Juli. 

Dia menambahkan, akan ada kompensasi bagi masyarakat yang kehilangan mata pencaharian akibat larangan ini. Sebagai bagian dari kebijakan tersebut, kapal-kapal berukuran besar akan dialihkan ke pelabuhan industri Kota Marghera.

Namun, ini dipandang hanya sebagai solusi sementara, dengan para menteri menyerukan gagasan tentang terminal permanen baru.

Kapal pesiar dengan latar belakang Kota Venesia, Italia. (Wikimedia Commons/Ввласенко)

Penumpang kapal pesiar memberikan dorongan ekonomi yang besar ke Venesia, tetapi banyak penduduk mengatakan 'hotel terapung' raksasa tidak boleh berlayar melewati Lapangan St Mark yang ikonik.

Mereka memperingatkan, kapal-kapal itu menyebabkan gelombang besar yang merusak fondasi kota dan merusak ekosistem laguna yang rapuh.

Perdebatan masalah ini dihidupkan lagi, seiring dengan kembalinya kapal pesiar bulan lalu ke kawasan tersebut, setelah pandemi virus corona dan turis-turis datang kembali. 

Venesia dimasukkan dalam daftar warisan UNESCO pada tahun 1987 sebagai 'karya arsitektur yang luar biasa'. Tetapi, badan tersebut memperingatkan bulan lalu tentang perlunya 'manajemen pariwisata yang lebih berkelanjutan'.

Setelah bertahun-tahun berdebat, Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk bertindak sekarang, menghindari risiko nyata masuknya kota itu ke dalam daftar warisan dunia yang terancam punah.

"Mulai 1 Agustus, kapal-kapal besar tidak lagi dapat mencapai Venesia melalui St Mark's Basin, St Mark's Canal atau Giudecca Canal," ungkap Menteri Infrastruktur Enrico Giovannini.

Kapal pesiar di Venesia, Italia. (Wikimedia Commons/Mario Roberto Durán Ortiz)

Selain kompensasi bagi warga yang terdampak dari larangan dan perpindahan ini, Pemerintah Italia juga menggelontorkan anggaran sebesar 185 juta dolar Amerika Serikat (AS), untuk diinvestasikan di Pelabuhan Marghera. 

Giovannini mengatakan, larangan yang dikeluarkan Pemerintah Italia ini merupakan 'langkah yang diperlukan untuk melindungi integritas lingkungan, lanskap, seni dan budaya Venesia.

Itu hanya akan berlaku untuk kapal-kapal berukuran besar, sementara kapal yang membawa maksimal hingga 200 penumpang masih bisa diperbolehkan untuk memasuki laguna Venesia.  

Sebaliknya, jika memiliki salah satu dari empat kriteria berikut, memiliki berat lebih dari 25.000 ton, memiliki panjang lebih dari 180 meter, memiliki tinggi lebih dari 35 meter, atau menghasilkan lebih dari 0,1 persen belerang, maka kapal akan dilarang masuk laguna. 

Sementara itu, Wakil Presiden Asosiasi Pariwisata Confturismo Marco Michielli mengatakan, undang-undang baru itu mewakili 'kompromi yang baik' bagi semua pihak.

"Solusi Marghera akan mempertahankan aktivitas pelabuhan di Venesia, di satu sisi melindungi pekerjaan dan aktivitas, dan di sisi lain membebaskan Kanal Giudecca," jelasnya.

Kanal Guidecca Venesia, Italia (Wikimedia Commons/Mario Roberto Durán Ortiz)

Masalah kapal pesiar di Venesia telah memicu perdebatan global, dan bulan lalu selebriti dan tokoh budaya termasuk Mick Jagger, Francis Ford Coppola hingga Richard Armstrong, Direktur Museum Solomon R. Guggenheim New York, mengeluarkan seruan untuk bertindak.

Diberitakan sebelumnya,  Pemerintah Italia menyebut ingin mendamaikan kebutuhan untuk melindungi warisan seni, budaya dan lingkungan Venesia dan laguna, dengan kepentingan aktivitas pelayaran dan lalu lintas barang. 

"Keputusan yang tepat, dan telah ditunggu selama bertahun-tahun. UNESCO telah menyerukan ini di masa lalu. Siapa pun yang mengunjungi Venesia dalam beberapa tahun terakhir, terkejut melihat kapal-kapal ini, yang panjangnya ratusan meter dan setinggi gedung apartemen, melewati tempat-tempat yang rapuh," kata Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini seperti melansir CNN.

Rencana untuk membangun terminal di luar laguna pun sudah dimulai dan tengah dalam tahap konsultasi publik. Ini berarti rencana sebelumnya untuk mengarahkan kapal ke Marghera dan Fusina, keduanya di daratan, tetapi di dalam laguna Venesia, tidak akan mungkin dilakukan.

Sebelumnya, pihak berwenang telah setuju untuk mengubah rute kapal-kapal besar dari cekungan St Mark's dan Kanal Giudecca, di mana kapal-kapal itu hanya beberapa meter dari pusat kota, menjadi berlabuh di Marghera.

Banjir besar yang melanda Venesia dalam beberapa tahun terakhir, juga dikaitkan dengan terjadinya erosi laguna akibat kapal-kapal besar. Kendati, ada juga yang menyebutnya sebagai dampak pemanasan global.