Bom Siluman Baru Rusia Bisa Hancurkan Stasiun Radar hingga Pos Komando Lawan tanpa Terdeteksi
JAKARTA - Militer Rusia terus mengembangkan kemampuan militer dan tempurnya, dengan beragam teknologi persenjataan terkini. Terbaru, Rusia siap memproduksi bom 'siluman'.
Termasuk dalam keluarga bom Drel, nantinya bom siluman ini juga akan diluncurkan dari pesawat pembom Rusia dengan beragam kemampuan. Bom ini ditargetkan bisa diproduksi secepatnya untuk kemudian di distribusikan ke satuan militer Rusia.
Pengiriman bom luncur terbaru Drel ke militer Rusia diharapkan bisa dimulai pada tahun 2023, CEO Technodinamika Group (bagian dari perusahaan teknologi negara Rostec) Igor Nasenkov mengatakan di sela-sela kongres Union of Russian Machine-Builders pada Rabu 2 Juni lalu.
"Saya yakin kami akan menyelesaikan proyek Drel tahun depan. Jika kami menyelesaikan uji coba tahun depan, kami akan benar-benar dapat memulai produksi serial mulai 2023," terangnya, melansir TASS Jumat 4 Juni.
Bom udara Drel glide telah dikembangkan oleh Bazalt Research and Production Association (dalam Techmash Research and Production Group). Bom luncur terbaru ditujukan untuk menghancurkan lapis baja, stasiun radar darat, pos komando dan unit propulsi sistem rudal permukaan-ke-udara. Laporan tentang pembuatan bom baru muncul pada 2016. Bom luncur ini nantinya disebut mampu tidak terlihat oleh radar.
Diketahui, bom udara Drel yang ada dalam daftar persenjataan Rusia saat ini adalah PBK-500U Drel. Mulai bertugas tahun 2018 lalu, bom seberat 540 kg ini mempunyai jarak tembak maksimum hingga 50 km dengan jarak efektif antara 30-50 km.
Selain bom untuk menyerang, salah satu perusahan teknologi Rusia juga telah mengembangkan counter-munition, amunisi yang ditembakkan untuk memberikan tirai perlindungan dari serangan senjata presisi berpemandu.
Ditargetkan selesai menjalani ujicoba tahun ini, munisi ini akan dipamerkan dalam Army-2021, pameran senjata, sebut pihak pengembang bom.
"Central Research Institute of Precision Machine-Building (TsNIITochMash, bagian dari perusahaan teknologi negara Rostec) telah mengembangkan amunisi baru untuk meningkatkan ketahanan lapis baja di medan perang dan melindunginya dari senjata presisi, kantor pers Rostec mengumumkan pada Hari Jumat 4 Juni.
"counter-munitionn baru telah dikembangkan dalam kaliber 76mm dan berat 2,8 kg. Saat muncul ancaman, amunisi balasan ditembakkan ke arah yang berbahaya untuk menciptakan tirai aerosol dan gangguan sekam yang 'membutakan' musuh. sistem panduan senjata presisi," jelas kantor Pers.
“Item itu akan diluncurkan di pameran senjata Angkatan Darat-2021 dan uji coba negaranya akan selesai tahun ini,” kata Rotec Armament Cluster, mencatat bahwa amunisi terbaru akan diminati di pasar ekspor," lanjut kantor pers.
Dibandingkan dengan amunisi generasi sebelumnya, kepadatan tirai gabungan dalam proyektil baru telah ditingkatkan sebesar 50% yang memungkinkan untuk menekan amunisi dengan panduan laser, optik, termal, dan radar.
Baca juga:
- Tak Lagi 'Siluman', Rusia Bisa Deteksi Jet Tempur F-22 dan F-35 Amerika Serikat
- Kapal Selam Nuklir Terbaru Rusia Siap Melaut Juni, Dilengkapi Rudal Balistik Antarbenua Bulava
- Menhan Rusia Sebut Intensitas Pembom AS dan Kapal Perang NATO Meningkat di Perbatasan
- India Serius Beli Rudal S-400, Iran Minati Berbagai Senjata Buatan Rusia
Untuk diketahui, TsNIITochMash telah mengembangkan beberapa generasi sistem perlindungan terhadap senjata presisi. Secara khusus, perusahaan telah menciptakan sarana perlindungan untuk kendaraan pengintai 'Argus' PRP-4A, sistem roket peluncuran ganda Uragan-1M dan kendaraan tempur lainnya.