Menhan Rusia Sebut Intensitas Pembom AS dan Kapal Perang NATO Meningkat di Perbatasan
Ilustrasi jet tempur Rusia bersama jet tempur Inggris. (Wikimedia Commons/RAF/MOD)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyebut Amerika Serikat (AS) meningkatkan intensitas aktivitas militernya di Eropa. Dalam waktu bersamaan, NATO juga disebut meningkatkan intensitasnya di barat wilayah perbatasan Rusia.

Menteri Shoigu menyebut, NATO meningkatkan intensitas penerbangan pesawatnya di wilayah strategis, di sisi barat yang berbatasan dengan Rusia. 

Selain itu, lanjut Shoigu, kapal perang dengan rudal jelajah secara sistematis juga memasuki kawasan Laut Baltik, diikuti dengan peningkatan jumlah latihan militer di kawasan tersebut. 

"Situasi di kawasan strategis barat ditandai dengan meningkatnya ancaman militer. Pembom strategis AS telah meningkatkan intensitas penerbangan mereka di Eropa sebanyak 14 kali dalam tujuh tahun terakhir," terang Shoigu pada pertemuan dewan kementerian, seperti melansir TASS Rabu 2 Juni.

Terbaru, Rusia mengirimkan jet tempur SU-27 untuk menemani pembom B-52H milik Amerika Serikat di atas Laut Baltik Senin 31 Mei waktu setempat, kendati tidak melanggar wilayah udara Rusia, seperti melansir Reuters dari kantor berita Rusia.

Adapun mengenai kapal perang NATO, Shoigu menyebut ada peningkatan intensitas dan jumlah dari kehadiran kapal perang NATO yang dilengkapi dengan rudal di kawasan Laut Baltik. 

"Kapal perang kelas ini melakukan tugas di dekat Wilayah Kaliningrad tiga kali tahun lalu saja. Secara keseluruhan, peralatan perekam data telah mendaftarkan 18 penempatan oleh kapal tempur ke wilayah yang ditunjuk untuk peluncuran rudal jelajah sejak 2016," ungkap Shoigu.

Secara bersamaan, Shoigu Negeri Paman Sam dan NATO terus memperluas ruang lingkup pelatihan operasional dan tempur di dekat perbatasan Rusia.

“Jumlah latihan telah meningkat 50 persen dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, latihan 'Defender Europe 2021', latihan terbesar dalam 30 tahun terakhir, sedang berlangsung, yang melibatkan hingga 40.000 personel. Tujuan utama mereka adalah untuk mempraktekkan pemindahan pasukan divisi dari Amerika Serikat ke Eropa," tandasnya. 

Sebagai tanggapan atas hal ini, Rusia pun bersiap untuk membentuk 20 unit militer baru di wilayah barat Rusia, yang berbatasan dengan sejumlah negara Eropa.

"Tindakan rekan Barat kami merusak sistem keamanan dunia dan memaksa kami untuk mengambil tindakan yang tepat sebagai tanggapan. Kami terus meningkatkan struktur tempur pasukan. Sekitar 20 formasi dan unit militer akan didirikan di Distrik Militer Barat pada akhir tahun ini," tukas Shoigu.