Bagikan:

JAKARTA - Geram dengan ulah negara-negara yang tergabung dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan Amerika Serikat di barat Eropa. Rusia berencana mendirikan unit militer baru.

Terbaru, Rusia mengirimkan jet tempur SU-27 untuk menemani pembom B-52H milik Amerika Serikat di atas Laut Baltik Senin 31 Mei waktu setempat, kendati tidak melanggar wilayah udara Rusia, seperti melansir Reuters dari kantor berita Rusia.

Peningkatan aktivitas militer negara-negara NATO beberapa waktu belakangan, disebut oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah merusak sistem keamanan dunia.

Terkait hal ini, Kementerian Pertahanan Rusia berencana membentuk 20 unit dan formasi militer baru yang akan ditempatkan di bagian barat negara tersebut, berbatasan langsung dengan wilayah sejumlah negara anggota NATO.

Dalam pertemuan dewan kementerian kemarin, Shoigu menyebut pembentukan unit dan formasi baru merupakan tanggapan atas aktivitas NATO yang dipimpin Amerika Serikat 

"Ancaman militer ke arah strategis barat terus berkembang, negara-negara anggota NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat meningkatkan intensitas penerbangan pesawat strategis mereka, kehadiran kapal tempur dengan rudal jelajah dan jumlah latihan mereka meningkat," ujar Shoigu seperti melansir TASS, Selasa 1 Juni.

"Tindakan rekan Barat kami merusak sistem keamanan dunia dan memaksa kami untuk mengambil tindakan yang tepat sebagai tanggapan. Kami terus meningkatkan struktur tempur pasukan. Sekitar 20 formasi dan unit militer akan didirikan di Distrik Militer Barat pada akhir tahun ini," tegasnya.

"Langkah-langkah organisasi ini akan disinkronkan dengan pengiriman persenjataan canggih dan perangkat keras militer. Tahun ini, sekitar 2.000 sistem senjata direncanakan akan dikirim ke pasukan Distrik," ungkap Shoigu.

Selain menyiapkan formasi militer baru dan mengirimkan persenjataan canggih, Angkatan Bersenjata Rusia terus meningkatkan pelatihan personel dan otoritas militer," lanjut Jenderal Angkatan Darat tersebut.

"Kapal perang Armada Baltik telah meningkatkan intensitas latihan tugas pelatihan tempur sebesar 30 persen. Lebih dari 200 latihan yang melibatkan berbagai jenis persenjataan telah terpenuhi," pungkas Shoigu.