Kasus COVID-19 Melonjak 100 Persen, Pemerintah Taiwan Waspada

JAKARTA - Otoritas Taiwan mengumumkan peningkatan kewaspadaan, seiring dengan lonjakan infeksi virus corona yang membuat kasus COVID-19 di negara tersebut meningkat pesat.

Pemerintah Taiwan memutuskan untuk menyiapkan pembatasan baru di Taipei, meski sebelumnya masyarakat telah terbiasa menjalani kehidupan new normal. Ini karena Taiwan melaporkan lebih dari 1.000 kasus infeksi baru dalam seminggu.

Total Taiwan kini memiliki 2.533 kasus infeksi COVID-19 sejak pandemi dimulai. Sementara, angka kematian akibat COVID-19 di Taiwan tercatat sebanyak 14 kematian. Sebagai pembanding, pada akhir April lalu Taiwan baru mencatat 1.122 kasus infeksi dengan 12 kematian. Ada lonjakan lebih dari 100 persen pada jumlah kasus infeksi.

Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengumumkan, Taiwan mencatat 267 infeksi baru COVID-19 pada Hari Rabu 19 Mei, naik dari sehari sebelumnya yang hanya mencatat sebesar 240 kasus. Angka ini untuk seluruh Taiwan. 

"Untuk saat ini, tidak perlu memerintahkan penguncian penuh, dan orang-orang tidak perlu terlalu khawatir. Saat ini kapasitas medis sudah cukup, jadi jangan khawatir," ujar Chen melansir Reuters Rabu 18 Mei. 

Pembatasan baru untuk Taiwan meliputi membatasi pertemuan pribadi dan menutup tempat hiburan, langkah-langkah sudah berlaku di Taipei sejak akhir pekan.

Dalam dorongan untuk perjuangan Taiwan melawan pandemi, Chen mengatakan lebih dari 410.000 dosis vaksin COVID-19 dari COVAX akan tiba Rabu sore waktu setempat. 

Chen menggambarkan kedatangan vaksin ini sangat berharga, akan diprioritaskan untuk pekerja perawatan kesehatan garis depan. Taiwan sendiri hingga saat ini baru menerima kurang dari 300 ribu dosis vaksin COVID-19. Semuanya lansiran AstraZeneca dan dua pertiganya telah didistribusikan. 

Total Taiwan direncanakan menerima lebih dari 1 juta vaksin AstraZeneca melalui fasilitas COVAX. Selain itu, Taiwan juga memesan 20 juta dosis vaksin COVID-19 jenis AstraZeneca dan Moderna secara langsung. 

Selain itu, Taiwan juga memobilisasi para diplomatnya di mancanegara untuk memeroleh akses ke lebih banyak vaksin COVID-19. Termasuk tengah dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat, terkait rencana pengiriman vaksin oleh Presiden Joe Biden ke luar negeri. 

"Berbicara tentang vaksin COVID-19 dapat menjadi subjek yang sensitif", menurut salinan pernyataannya yang diterbitkan oleh kantornya. Kami menyadari bahwa setiap negara dan wilayah berada pada tahap yang berbeda dalam program vaksinasi COVID-19 mereka. Sayangnya, banyak yang masih menghadapi kesulitan untuk mendapatkan akses ke vaksin." tukas Duta Besar de facto Amerika Serikat untuk Taiwan Brent Christensen.