Kewalahan Hadapi Etnis Bersenjata KIA, Rezim Militer Myanmar Kerahkan Jet Tempur

JAKARTA - Kachin Independence Army (KIA) dan militer Myanmar kembali terlibat pertempuran sengit dan berkepanjangan. Kali ini, pertempuran terjadi di Kotapraja Mansi, Negara Bagian Kachin.

Pertempuran itu terjadi di desa Madan Yang, sekitar 8 km dari Mansi di jalan menuju Namkham di Negara Bagian Shan bagian utara. Petugas informasi KIA Kolonel Naw Bu membenarkan pertempuran itu. 

"KIA menyerang pasukan rezim militer pada Hari Selasa. Militer telah melakukan serangan udara. Pertempuran juga berlanjut hingga Hari Kamis," terangnya melansir The Irrawaddy, Kamis 13 Mei.

"KIA melakukan serangan karena penempatan pasukan junta di Mada Yang telah membatasi pergerakan KIA," sambung Kolonel Naw Bu.

Ketika bentrokan terjadi antara militer Myanmar dan KIA di Kotapraja Mansi dari 2013 hingga 2017, penduduk desa meninggalkan rumah mereka di sepanjang jalan dari Mansi ke Namkham dan Mabein di Negara Bagian Shan.

Sedikitnya 15 desa, termasuk Mada Yang, dikosongkan setelah pertempuran tersebut. Sekitar 2.000 penduduk desa masih berada di kamp pengungsian di tempat lain di Mansi. Militer Myanmar dikerahkan di desa Mada Yang yang ditinggalkan.

"Mada Yang sebelumnya di bawah kendali kami. Pasukan kami mundur dari jalan Mansi pada 2013 dan militer mendudukinya. Ini telah menciptakan masalah logistik yang serius bagi kami. Jadi kami perlu merebut kembali kendali, jadi kami menyerang," papar Kolonel Naw Bu.

Sementara itu, warga setempat bernama La Ja mengatakan, militer Myanmar dikerahkan di sepanjang di lokasi pertempuran. Pada Hari Selasa, jet tempur militer Myanmar melakukan pengeboman. Hari Rabu, jet juga terlihat.

Ketegangan juga memuncak di Momauk ketika militer berusaha merebut kembali pangkalan Alaw Bum dekat perbatasan China di kota yang direbut etnis bersenjata KIA pada akhir Maret.

Bentrokan sengit berlanjut di Momauk pada Kamis pagi dan jembatan utama di jalan Bhamo-Lweljel di kota itu rusak akibat serangan ranjau.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.