Teror Proyek Pipa Migas Milik China di Myanmar, Tiga Penjaga Tewas
Tangkapan layar pembangunan jaringan pipa migas China di Myanmar. (Sumber; YouTube/VOA News)

Bagikan:

JAKARTA - Serangan terhadap fasilitas pipa kembar minyak dan gas alam (Migas) milik China di Mandalay, Myanmar dilaporkan terjadi pada Rabu 5 Mei lalu. 

Berbekal senjata tajam yang diduga jenis parang dan pedang, para penyerang menghabisi tiga penjaga fasilitas tersebut, dengan luka sayatan di leher.

Melansir The Irrawaddy, serangan ini menarik perhatian para petinggi rezim militer Myanmar dan tentunya China. Kendati fasilitas tersebut masih aman, namun membuat China meminta rezim militer Myanmar untuk meningkatkan penjagaannya.

Membentang sepanjang 800 kilometer dari wilayah barat Myanmar ke wilayah China di timur, jaringan pipa Migas tersebut sangat bernilai strategis. Pipa minyak mentah mengangkut 22 juta ton minyak per tahun. Sementara pipa gas alam mampu membawa12 miliar meter kubik gas per tahun. 

Jauh sebelum serangan Rabu lalu, China sudah mewanti-wanti meminta perlindungan pipa Migas miliknya yang senilai 1,5 dolar Amerika Serikat secara khusus.  Direktur Jenderal Departemen Urusan Keamanan Eksternal di bawah Kementerian Luar Negeri China Bai Tian, dikirim untuk  meminta rezim militer menjamin keamanan jaringan pipa minyak dan gas alam (Migas) milik China di Myanmar, menyusul munculnya sentimen anti-China.

pipa migas china
Peta pipa Migas milik China yang melintasi Myanmar. (wikispooks.com)

Jaringan pipa kembar ini berjalan paralel dari pelabuhan Kyaukphyu di Negara Bagian Rakhine di Teluk Benggala, melalui wilayah Magwe dan Mandalay dan Negara Bagian Shan bagian utara sebelum memasuki China. Penandatanganan proyek pembangunannya dilakukan tahun 2008 di bawah rezim militer ketika itu. 

Sedemikian pentingnya fasilitas ini, Direktur Jenderal Bai Tian mengatakan, kritik tentang pipa migas tidak boleh dibiarkan, karena ini penting untuk pembangunan sosial ekonomi Myanmar. Organisasi yang relevan harus mengontrol berita palsu yang berkaitan dengan proyek.

Sebuah dokumen yang bocor ke publik mengceritakan pertemuan utusan China dengan rezim militer Myanmar, terkait dengan pengamanan pipa migas, menuai kritik pedas.

Dalam dokumen itu disebut, China meminta militer Myanmar memberikan pengamanan lebih baik, serta (data) intelijen tentang kelompok etnis minoritas bersenjata yang ada di jalur pipa minyak dan gas alam (Migas) milik China yang melintasi Myanmar. 

"Menjaga keamanan proyek kerja sama bilateral adalah tanggung jawab bersama baik China dan Myanmar. Ini juga akan menguntungkan operasi yang aman dari proyek kerjasama bilateral," kata Kementerian Luar Negeri China dalam menanggapi pertanyaan tentang dokumen tersebut, seperti melansir Reuters.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.