Etnis Bersenjata Rebut 2 Pangkalan Militer Myanmar di Kayin, Sita Artileri hingga Mortir
Amunisi, ranjau hingga mortir milik tentara rezim militer Myanmar yang berhasil disita. (Sumber: ANC via Myanmar Now)

Bagikan:

JAKARTA - Dewan Nasional Arakan (ANC), kelompok etnis bersenjata Rakhine yang berbasis di Negara Bagian Kayin, bersama Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), berhasil mengalahkan tentara rezim militer Myanmar di Negara Bagian Kayin.

Panglima ANC Kolonel Min Tun mengumumkan hal ini, setelah pasukan gabungan berhasil merebut pangkalan rezim militer Myanmar di Distrik Hpapun (Mutraw), Negara Bagian Kayin pada 7 Mei lalu. 

Sehari berikutnya, Jumat 8 Mei, pasukan gabungan KNLA dan ANC dengan mudah merebut pangkalan Oo Thu Hta milik rezim militer Myanmar pada pagi hari. 

Sejumlah besar senjata artileri juga disita dalam serangan itu, tambahnya. Sejumlah persenjataan berat seperti artileri milik rezim militer Myanmar berhasil disita. 

"Musuh mundur karena mereka kekurangan tenaga. Itu bukanlah pertempuran yang sulit di mana kami harus berjuang untuk merebutnya. Mereka meminta bantuan dari otoritas Thailand dan bergabung dengan pangkalan lain," katanya.

ANC, yang diperkirakan memiliki kekuatan sekitar 100 tentara, merupakan bagian dari Dewan Federal Kebangsaan Bersatu (UNFC), sebuah kelompok payung dari angkatan bersenjata etnis.

ANC adalah salah satu dari tiga etnis bersenjata kelompok nasionalis Rakhine yang mengoperasikan tentara di negara itu. Dua lainnya adalah Partai Pembebasan Arakan, yang merupakan penandatangan Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA) dan Liga Persatuan Arakan (ULA).

ANC telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah untuk menandatangani NCA, tetapi negosiasi berakhir pada 2018.

Dari ketiga kelompok tersebut, ULA, yang didirikan di dekat perbatasan China, adalah yang paling kuat secara militer. Sayap bersenjatanya, Tentara Arakan (AA), mengalami bentrokan sengit dengan militer di Rakhine dan Negara Bagian Chin selatan sebelum pemilihan tahun lalu.

"Ada pertempuran di garis depan, tetapi, kami bertanggung jawab untuk memberikan bantuan bagi para pengungsi di daerah-daerah itu," terang Kolonel Min Tun tentang keterlibatan ANC dalam bentrokan tersebut.

Untuk diketahui, seorang pejabat KNLA membenarkan bahwa markas Oo Thu Hta dibakar dan dihancurkan setelah senjata yang ditemukan di sana disita oleh pasukannya.

Sementara, Brigade 5 KNLA juga merebut pangkalan militer Thee Mu Hta di Distrik Hpapun pada 27 Maret dan pos terdepan Thaw Le Hta di perbatasan Thailand - Myanmar pada 27 April.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.