Etnis Bersenjata KIA Klaim Tembak Jatuh Helikopter Militer Myanmar
JAKARTA - Kachin Independence Army (KIA) salah satu kelompok etnis bersenjata paling kuat di Myanmar mengatakan, pihaknya berhasil menembak jatuh helikopter militer Myanmar, dalam serangan balasan terhadap serangan udara, Senin 3 Mei.
Kepala Departemen Informasi KIA Kolonel Naw Bu mengatakan, helikopter itu ditembak jatuh sekitar pukul 10:20 pagi di sebuah desa dekat kota Moemauk, di Provinsi Kachin.
"Dewan militer melancarkan serangan udara di daerah itu sejak sekitar pukul 8 atau 9 pagi ini, menggunakan jet tempur dan juga melepaskan tembakan menggunakan helikopter. Jadi kami balas menembak mereka," katanya melalui telepon. Dia menolak mengatakan senjata apa yang digunakan, melansir Reuters, Senin 3 Mei.
Portal berita MizzimaDaily dan Kachinwaves juga melaporkan jatuhnya helikopter di samping foto-foto yang menunjukkan asap keluar dari tanah.
Seorang warga di daerah itu, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan melalui telepon, empat orang tewas di rumah sakit setelah peluru artileri menghantam sebuah biara di desa itu.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen dan seorang juru bicara militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar.
Baca juga:
- Tiga Bulan Kudeta Rezim Militer Myanmar: Tiga Ledakan Guncang Yangon, 764 Pengunjuk Rasa Tewas
- Gagal Lagi Rebut Bukit Strategis di Perbatasan Myanmar-China, 20 Tentara Myanmar Tewas
- 30 Prajuritnya Tewas, Rezim Militer Myanmar Ajukan Perundingan di Negara Bagian Chin
- Kontak Senjata dengan Warga Sipil di Perbatasan India, Tiga Tentara Myanmar Tewas
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan puluhan ribu warga sipil telah meninggalkan rumah, akibat pertempuran antara militer dan pemberontak etnis minoritas di wilayah perbatasan utara dan timur yang terpencil. Konflik meningkat setelah para jenderal Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari, menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Melansir The Irrawaddy, hingga Minggu petang, sedikit 764 orang pengunjuk rasa tewas dan lebih dari 3.500 orang ditahan oleh rezim militer Myanmar sejak kudeta 1 Februari.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.