Rezim Militer Myanmar Sita Rekening Bank Yayasan Salah Satu Orang Terkaya di Dunia, George Soros

JAKARTA - Rezim militer Myanmar melalui televisi yang dikendalikan pemerintah MRTV, mengumumkan penyitaan rekening bank milik yayasan sosial Open Society Foundation (OSF) di Myanmar, yang didirikan oleh salah satu orang terkaya di dunia, miliarder George Soros. 

Dalam pengumuman tersebut, rezim militer Myanmar mengatakan akan mengambil tindakan hukum terhadap OSF yang telah melanggar pembatasan kegiatan organisasi. 

MRTV menyebut, militer telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk 11 anggota staf OSF Myanmar, termasuk kepala dan wakil kepalanya, atas kecurigaan memberikan dukungan keuangan kepada gerakan pembangkangan sipil (CDM) terhadap rezim militer Myanmar.

Melansir The Irrawaddy, rezim militer Myanmar menyebut OSF tidak mendapatkan persetujuan dari Departemen Manajemen Valuta Asing, Bank Sentral Myanmar (CBM) untuk deposit sebesar 5 juta juta dolar AS atau sekitar 7,04 miliar kyat pada Small and Medium Enterprise Development Bank (SMED) di Myanmar pada tahun 2018.

Yayasan itu juga dituduh menarik secara ilegal $ 1,4 juta dari rekeningnya di SMED seminggu setelah kudeta militer Myanmar, karena gerakan pembangkangan sipil mendapatkan momentum di kalangan pegawai negeri di seluruh negeri.

Junta militer juga mengambil alih aset senilai 3,81 juta dolar AS dan 375 juta kyat milik OSF di empat bank swasta,Bank Kanbawza (KBZ), Bank Ayeyarwady (AYA), SMED dan Bank Koperasi (CB).

Aung San Suu Kyi bertemu George Soros. (Sumber: gnlm.com.mm)

Militer mengumumkan pengambilalihan kendali atas semua aliran uang ilegal ke OSF Myanmar, dengan mengatakan yayasan tersebut telah melanggar hukum yang menetapkan aturan dan regulasi untuk organisasi di negara tersebut. Selain itu, SMED juga akan dikenai hukuman, karena mengizinkan OSF menyetor 5 juta dolar AS dan menarik 1,4 juta dolar AS tanpa mendapat persetujuan dari CBM.

Untuk diketahui, pada 12 Maret  CBM memberi tahu semua organisasi non-pemerintah internasional (INGO) dan organisasi non-pemerintah (LSM), terkait laporan semua transaksi keuangan yang melibatkan organisasi internasional atau individu dari luar negeri, dengan informasi rekening bank yang relevan, sejak 1 April, 2016. 

Rezim mengatakan, pembukaan kantor OSF Myanmar terjadi setelah George Soros bertemu dengan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi empat kali antara tahun 2014 hingga tahun 2017. Sementar, wakil ketua OSF Alexander Soros bertemu Aung San Suu Kyi enam kali antara tahun 2017 hingga tahun 2020.

OSF telah mendukung transisi demokrasi Myanmar dan mempromosikan hak asasi manusia, termasuk kelompok yang terpinggirkan, sejak 1994. Yayasan tersebut mengatakan telah memberikan lebih dari 100 hibah setiap tahun, sebagian besar kepada organisasi masyarakat sipil akar rumput, termasuk pengasingan, media etnis dan organisasi pendidikan.

Untuk diketahui, OSF merupakan jaringan hibah internasional yang didirikan pada April 1993, bagian dari Soros Foundation. Tujuannya membantu kelompok masyarakat sipil di seluruh dunia secara finansial. 

Yayasan ini aktif di bidang kehakiman, pendidikan, kesehatan publik dan media independen. Selain itu, yayasan ini memiliki cabang di 37 negara dengan markas besar di New York, Amerika Serikat.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.