Amerika Serikat - Korea Selatan Latihan Militer Bareng, Korea Utara Tebar Ancaman
JAKARTA - Saudari pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, mengkritik latihan militer antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung. Ia juga memperingatkan AS agar tidak menyebabkan 'bau busuk'.
Ini seperti dilaporkan oleh Kantor berita Korea Utara KCNA pada Hari Selasa 16 Maret, sehari sebelum diplomat dan kepala pertahanan tertinggi AS tiba di Seoul untuk pembicaraan perdana di era Presiden Joe Biden.
"Kami mengambil kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS, yang berusaha keras untuk mengeluarkan bau busuk di tanah kami," kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh KCNA, melansir Reuters.
"Jika ia (Joe Biden) ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, lebih baik jangan menyebabkan bau pada langkah pertama," lanjutnya.
Pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai latihan militer musim semi bersama, yang dibatasi pada simulasi komputer, karena risiko virus corona serta upaya berkelanjutan untuk terlibat dengan Korea Utara.
"Latihan perang dan permusuhan tidak akan pernah bisa berjalan dengan dialog dan kerja sama," kata Kim Yo-jong, yang telah menjadi kritikus vokal Seoul.
Korea Utara sejauh ini menolak permintaan dari Amerika Serikat untuk terlibat dalam dialog. Gedung Putih mengatakan pada Hari Senin, ini disebabkan kedinginan dalam hubungan yang dimulai di bawah Presiden Donald Trump telah meluas ke kepresidenan Joe Biden.
Baca juga:
- China Minta Rezim Militer Myanmar Hukum Pelaku Penyerangan Pabrik Mereka di Yangon
- Jerman, Italia dan Prancis Tangguhkan Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca
- Unjuk Rasa Antikudeta Militer Myanmar, Korban Tewas Mencapai 183 Orang dan 2.156 Ditahan
- Dicuekin Korea Utara Soal Ajakan Dialog, Gedung Putih Sebut Nama Donald Trump
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan tiga pertemuan puncak tingkat tinggi dengan Trump dan bertukar serangkaian surat, tetapi negara bersenjata nuklir itu mengakhiri pembicaraan dan mengatakan tidak akan terlibat lebih jauh kecuali Amerika Serikat mencabut kebijakan permusuhannya.
"Korea Utara akan mempertimbangkan untuk menarik diri dari perjanjian militer antar-Korea dengan Korea Selatan yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan bersama mereka, dan akan meninjau apakah akan membubarkan beberapa organisasi yang bertujuan untuk bekerja sama dengan Selatan," tukas Kim Yo-jong.