Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat untuk memperluas latihan militer, meningkatkan perencanaan pencegahan nuklir untuk melawan pengembangan senjata Korea Utara dan mencegah perang.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berada di Seoul untuk melakukan pembicaraan, ketika Washington berusaha meyakinkan sekutu penting Asia atas komitmen nuklirnya di tengah meningkatnya ancaman dari Korea Utara.

Menteri Austin bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-sup, setelah pembicaraan keamanan tahunan mereka di Washington pada Bulan November.

"Untuk mewujudkan perdamaian melalui kekuatan di semenanjung Korea, kami berjanji untuk memperluas skala dan meningkatkan tingkat latihan dan pelatihan gabungan," kata Menteri Lee dalam konferensi pers bersama, melansir Reuters 31 Januari.

Menteri Austin mengatakan, perjalanannya bertujuan untuk memperdalam kerja sama guna mengatasi tantangan keamanan bersama, menegaskan kembali komitmen AS kepada Korea Selatan saat ketegangan dan provokasi meningkat.

"Amerika Serikat berdiri teguh dalam komitmen pencegahan yang diperluas yang mencakup berbagai kemampuan pertahanan AS, termasuk kemampuan pertahanan konvensional, nuklir dan rudal kami," katanya dalam konferensi tersebut.

Bertemu dengan Menteri Austin kemudian, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menekankan perlunya diskusi antara sekutu untuk mengembangkan sistem pencegahan yang efektif dan kuat, sehingga membantu menghilangkan kekhawatiran rakyat Korea Selatan.

"Ancaman nuklir Korea Utara terus meningkat dari hari ke hari," tambah Presiden Yoon, menurut pernyataan dari kantornya.

Diketahui, Korea Utara yang bersenjata nuklir meluncurkan rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun lalu, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu mencapai daratan AS.

Pejabat dari Amerika Serikat dan Korea Selatan juga telah memperingatkan Pyongyang mungkin sedang mempersiapkan uji coba perangkat nuklir pertamanya sejak 2017.

Ancaman Korea Utara yang berkembang telah menghidupkan kembali seruan dari beberapa politisi dan pakar di Korea Selatan untuk membawa kembali senjata nuklir taktis AS atau bahkan program nuklir Korea Selatan, meskipun pejabat Seoul menolak kemungkinan seperti itu.

Diketahui, lebih dari 28.500 tentara AS ditempatkan di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.