Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan peningkatan kesiapan perang, saat meninjau pelatihan lapangan pasukan di pangkalan operasi militer besar di wilayah barat negara itu pada Hari Rabu, kantor berita negara KCNA melaporkan pada Hari Kamis.

Kunjungan ke pangkalan tersebut, yang lokasinya tidak disebutkan, dilakukan setelah dimulainya latihan militer gabungan tahunan oleh pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan pada Hari Senin di Korea Selatan, dengan jumlah tentara yang ambil bagian dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Pemimpin Kim mengatakan militer harus "secara dinamis mencapai masa kejayaan baru dengan mengintensifkan persiapan perang sejalan dengan kebutuhan situasi yang ada," lapor KCNA, dilansir dari Reuters 7 Maret.

"Tentara kita harus terus mengintensifkan latihan perang yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempurnya secara cepat demi kesiapan perang yang sempurna," kata Pemimpin Kim kepada pasukannya.

KCNA tidak menyebutkan apakah Pemimpin Kim secara langsung merujuk pada latihan yang dilakukan militer AS dan Korea Selatan. Dia memeriksa pasukan yang melakukan manuver sebenarnya dalam kondisi simulasi perang sebenarnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Korea Utara mendesak Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk menghentikan latihan militer, mengatakan latihan tersebut merupakan latihan perang dan memperingatkan konsekuensinya.

Pyongyang bereaksi dengan marah terhadap latihan militer sekutu dan menyebutnya sebagai latihan untuk perang nuklir. Sedangkan Seoul dan Washington mengatakan latihan tersebut bersifat defensif dan merupakan respons terhadap ancaman Korea Utara.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Pyongyang yang tidak disebutkan namanya mengatakan, pihaknya mengecam keras apa yang disebutnya sebagai latihan militer yang "panik dan sembrono", mendesak agar latihan tersebut dihentikan.

Latihan itu tidak akan pernah bersifat defensif tetapi merupakan upaya untuk menyerang Korea Utara, kata juru bicara itu, menunjuk pada peningkatan skala latihan dan partisipasi 11 negara.

"Perang nuklir dapat tersulut bahkan dengan percikan api," kata juru bicara itu.

Amerika Serikat dan Korea Selatan harus "membayar harga yang mahal untuk pilihan yang salah," tambah pejabat tersebut, berjanji untuk melakukan "kegiatan militer untuk mengendalikan lingkungan keamanan yang tidak stabil."

Diketahui, latihan militer gabungan 'Freedom Shield' yang digelar Negeri Paman Sam dan Negeri Ginseng, juga diikuti oleh United Nations Command (UNC) dan akan berakhir 14 Maret mendatang. Ini digelar ketika Korea Utara berusaha mengembangkan kemampuan nuklirnya dengan uji coba rudal dan senjata lainnya.

Latihan ini terutama dirancang untuk menetralisir ancaman nuklir Korea Utara, termasuk dengan "mengidentifikasi dan menyerang" rudal jelajah, yang diindikasikan dapat membawa hulu ledak nuklir, kata pejabat militer Seoul.