Dua Kekurangan yang Ditemukan di Vision Pro Buatan Apple
JAKARTA – Sesuai dengan video perkenalan yang dirilis Apple, Vision Pro memang perangkat yang sangat canggih. Namun, di balik kecanggihannya, teknologi ini masih memiliki sejumlah kekurangan.
Berdasarkan laporan 9to5mac, ada dua hal yang kurang menyenangkan dari teknologi komputer spasial tersebut. Dua kekurangan ini berkaitan dengan aplikasi Safari dan tampilan layar utama yang menampilkan jajaran aplikasi.
Beberapa platform besar seperti Netflix, YouTube, hingga Spotify tidak akan hadir dalam bentuk aplikasi asli di perangkat Vision Pro. Jika pengguna ingin mengakses platform tersebut, mereka harus membukanya melalui situs web.
Sayangnya, Safari untuk visionOS 1.0 tidak mendukung pembuatan aplikasi berbasis web. Hal ini akan cukup merepotkan karena pengguna harus membuka browser terus-menerus hanya untuk membuka aplikasi yang tidak tersedia.
Baca juga:
- CEO Tencent, Pony Ma, Ungkap Tantangan Besar dalam Bisnis Gim Video dan Kemajuan AI
- Jerman Setujui Undang-Undang AI Uni Eropa Setelah Kesepakatan Kompromi
- Peugeot Gunakan ChatGPT untuk Komunikasi dalam Mobil dan Van Baru
- Elon Musk Implantasi Microchip Otak, Memunculkan Kontroversi Teknologi Telepati dan Wacana Cyborg
Kekurangan berikutnya yang mungkin tidak disukai para pengguna Vision Pro adalah tampilan layar utama yang tidak bisa diubah. Sistem yang Apple kembangkan tidak mengizinkan pengguna untuk menyusun deretan aplikasi di layar utama.
Secara otomatis, jajaran aplikasi akan diurutkan berdasarkan abjad. Halaman layar utama hanya menampilkan 13 aplikasi sehingga pengguna harus menggeser seluruh halaman untuk mencari aplikasi jika abjadnya tidak dimulai dengan huruf awal.
Membuka satu per satu halaman merupakan aktivitas yang kurang efisien. Akan lebih baik jika pengguna bisa mengurutkan aplikasi sesuai dengan preferensi sehingga mereka tidak perlu menggeser halaman untuk mencari aplikasi favorit.