Bagikan:

JAKARTA - Elon Musk kembali mengejutkan penggemar-penggemarnya setelah mengumumkan bahwa perusahaan teknologi buatannya, Neuralink, berhasil melakukan implantasi microchip pada otak manusia. Pria terkaya di dunia ini menyebut operasi tersebut sukses, dengan hasil awal menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan.

Microchip yang dinamakan 'Telepati' ini diharapkan dapat mengendalikan ponsel atau komputer, bahkan hampir semua perangkat, hanya dengan berpikir. Namun, pengumuman Musk menuai reaksi negatif dari sebagian besar dari 170 juta pengikutnya di platform X (sebelumnya Twitter), dengan tuduhan seperti 'pengendalian pikiran', menciptakan 'cyborgs', dan bahkan 'bermain menjadi Tuhan'.

Meskipun Musk berharap teknologi ini dapat membantu orang dengan disabilitas seperti Stephen Hawking untuk 'berkomunikasi lebih cepat daripada seorang pelelang', beberapa pengguna merasa cemas dengan potensi negatif teknologi ini. Beberapa bahkan mengungkapkan ketakutan terhadap kerentanan privasi pikiran mereka, mengingat kemampuan untuk mendekode pikiran.

Neuralink bertujuan untuk melakukan implantasi microchip pada otak orang yang lumpuh, memungkinkan mereka menggerakkan tubuh mereka dengan berpikir. Meskipun reaksi tercampur aduk, beberapa pengguna menyambut positif pencapaian Neuralink, menyebutnya sebagai momen penting dalam sejarah.

Pada September, Neuralink mengumumkan akan memulai uji coba pada manusia untuk mengevaluasi keamanan implan mereka. Ini terjadi kurang dari setahun setelah Neuralink mendapatkan izin Food and Drug Administration (FDA) untuk melakukan operasi pada manusia.

Pengumuman Musk di platform X pada Senin malam 29 Januari, menyebutkan bahwa pasien pertama yang menerima implan dari Neuralink saat ini dalam tahap pemulihan yang baik. Namun, rincian pasien tersebut tidak diungkapkan secara terperinci.

Elon Musk sebelumnya menyatakan bahwa idealnya, peserta uji coba manusia Neuralink adalah orang dewasa di bawah usia 40 tahun yang kehilangan fungsi keempat anggota tubuhnya. Proses implantasi dilakukan oleh seorang ahli bedah dengan bantuan robot, dengan tujuan untuk membuktikan bahwa perangkat tersebut dapat mengumpulkan data yang berguna dari bagian otak yang mengendalikan tangan, pergelangan tangan, dan lengan.

Meskipun Elon Musk dan Neuralink menghadapi kritik dan kontroversi terkait etika dan keamanan, ambisi besar mereka adalah memfasilitasi pemasangan chip secara cepat untuk mengobati berbagai kondisi seperti obesitas, autisme, depresi, dan skizofrenia. Meski begitu, para ahli tetap menyarankan bahwa implan otak ini membutuhkan pengujian yang ekstensif untuk mengatasi tantangan teknis dan etika agar dapat tersedia secara luas.

Neuralink, yang didirikan pada tahun 2016, pernah beberapa kali melebihi perkiraannya terkait kecepatan pengembangan teknologinya. Meskipun awalnya berencana untuk memulai pemasangan chip pada manusia pada tahun 2020, Neuralink akhirnya berhasil melakukannya pada tahun 2024. Meski demikian, ada juga peringatan dari eksekutif perusahaan terkait tekanan yang diberikan oleh Musk untuk mencapai hasil yang positif.