Mayoritas Harga Aset Kripto Berangsur Pulih Jelang Kebijakan The Fed, Kok Bisa?

JAKARTA - Di tengah sikap wait and see pelaku investor kripto dalam menggu kebijakan The Fed, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha melihat mayoritas harga aset kripto mulai berangsur membaik. 

Menurutnya, salah satu alasan kenaikan sebagian harga aset kripto karena meningkatnya kepercayaan pelaku pasar bahwa The  Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan minggu ini. 

Pada Selasa, 19 September tepatnya pukul 09.00 WIB, Panji melihat harga Bitcoin kembali diperdagangkan di harga 26.717 dolar AS atau sekitar Rp410 juta. 

Sementara itu, di waktu yang sama, kenaikan Bitcoin juga diikuti mayoritas Aset Kripto lainnya. Seperti Worldcoin (WLD) naik 9,21 persen, Chain Link (LINK) naik 7,62 persen, dan Solana (SOL) naik 5,97 persen. 

Pekan ini, Panji menyarankan agar pelaku pasar tetap mencermati keputusan The Fed yang akan merilis tingkat suku bunga acuannya atau Fed Funds Rate pada hari Rabu, 20 September. 

"Sekaligus, pada hari yang sama, para pengamat pasar juga akan menantikan Proyeksi Ekonomi FOMC, pernyataan FOMC, dan Konferensi Pers FOMC. Hasil FOMC kali ini tentunya akan berdampak secara langsung yang berpotensi menyebabkan volatilitas signifikan ke harga Aset Kripto," tambahnya. 

Sementara dari dalam negeri pertumbuhan adopsi aset kripto di Indonesia mengalami peningkatan meski pada tahun 2022 lalu dibayangi berbagai sentimen negatif di industri seperti kegagalan FTX serta tekanan dari sisi ekonomi global. 

Pertumbuhan adopsi aset kripto di Indonesia menurut Indeks Adopsi Kripto Global 2023 Chainalysis yang terbit baru-baru ini menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-7, dari yang tahun lalu menempati peringkat 20.