Dukcapil DKI Minta Para Pendatang dari Daerah yang Tak Punya Tempat Tinggal dan Pekerjaan Jangan ke Jakarta
JAKARTA - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta menyebutkan, jumlah pendatang baru atau migrasi penduduk pasca lebaran 2023 di Jakarta mengalami kenaikan. Hal itu disebabkan karena kondisi perekonomian nasional yang mulai membaik, pandemic perlahan menuju endemic.
"Pada tahun ini relative lebih besar dari tahun sebelumnya. Prediksi kami terkait pendatang baru atau biasa disebut migrasi ke DKI Jakarta pada tahun ini yaitu sekitar 20 - 30% atau 40 ribu penduduk," kata Kepada Dinas Dukcapil DKI Jakarta, Budi Awaluddin saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 26 April.
Data ini, disebutkan Budi, berdasarkan trend dari tahun ke tahun. Menurutnya, pendatang umumnya berasal dari pulau Jawa.
"Karena selain hanya melewati dengan transportasi darat, penduduk pun lebih banyak di pulau Jawa," ujarnya.
Budi mengimbau kepada para pendatang yang tidak memiliki keterampilan dan keahlian serta tempat tinggal, sebaiknya tidak nekat ke Jakarta. Menurutnya, upaya antisipasi yang dilakukan tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Dia pun berharap akan efektif.
Baca juga:
- Angkot Jaklingko Tabrak Pohon di Jalan Pemuda Rawamangun, Penumpang Terjepit Pintu
- Dua Wanita Tenggelam di Rawa Kawasan Depok: 1 Ditemukan Tewas, 1 Dalam Pencarian
- 28 Orang Dilaporkan Hilang, Pencarian Korban Pembunuhan Mbah Slamet Kembali Dilakukan dengan Alat Berat
- Polisi Dampingi Keluarga Korban Pembunuhan Dukun Mbah Slamet ke Banjarnegara
"Kita telah melakukan sosialisasi secara massif melalui berbagai kanal media terkait imbauan kepada calon para pendatang. Jika tidak memiliki jaminan tempat tinggal dan pekerjaan sebaiknya tidak datang ke Jakarta," katanya.
Hingga kini, Budi memastikan bahwa DKI Jakarta masih menjadi magnet bagi para imigran dengan berbagai kepentingan.
Bedasarkan dari data Dinas Dukcapil DKI Jakarta sejak tahun sebelumnya, sambung Budi, motivasi para pendatang ke Ibukota Jakarta bervariatif.
"Mulai dari faktor keluarga, pekerjaan, pendidikan hingga kesehatan," ujarnya.