JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi soal prediksi puluhan ribu orang akan datang ke Jakarta setelah Lebaran tahun ini. Riza mengaku tak mempermasalahkan.
Sebab, menurut dia, Jakarta tidak hanya diperuntukkan bagi warga yang berdomisili di Ibu Kota, melainkan juga bagi masyarakat luar daerah yang ingin mencari mata pencaharian.
"Kita tidak pernah ada pembatasan apalagi larangan orang datang ke Jakarta. Siapapun boleh datang bahkan bekerja di Jakarta," kata Riza kepada wartawan, Selasa, 10 Mei.
Meski demikian, Riza meminta para pendatang untuk memastikan mereka bisa menetap dengan tempat tinggal dan status pekerjaan yang jelas. Sehingga, para pendatang luar daerah ini tak menjadi pengangguran setibanya di Jakarta.
"Tolong diperhatikan kembali apakah sudah jelas tempat bekerja di mana dan apa pekerjaannya, sebagai apa, dan bekerja melalui siapa," ungkap Riza.
"Jangan sampai nanti mendapatkan informasi yang salah, lalu sampai di Jakarta tidak mendapatkan pekerjaan seperti yang diharapkan, kemudian nanti di jakarta menjadi pengangguran, tidak jelas tinggal di mana, bekerja di mana, akhirnya menimbulkan masalah lainnya," lanjut dia.
Sebelumnya, Pemprov DKI memperkirakan bakal ada pendatang baru mencapai 20 ribu hingga 50 ribu orang usai libur Lebaran 2022. Pendatang baru sebanyak itu dipicu beberapa faktor. Salah satunya, kasus COVID-19 di Ibu Kota yang semakin terkendali.
"Kami perkirakan Mei ini terjadi lonjakan menjadi 20 ribu sampai 50 ribu pendatang baru di Jakarta," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Budi Awaluddin.
BACA JUGA:
Budi memperkirakan Mei 2022 akan menjadi periode paling banyak pendatang seiring arus mudik dan balik Lebaran. Selama 2022, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memperkirakan akan ada tambahan penduduk pendatang mencapai hingga 180 ribu orang.
"Perkiraan kami tahun ini akan sama dengan tahun 2019 sekitar 150 ribu hingga 180 ribu per tahun," ujarnya.