Wagub Sulut Akui Adanya Permainan Harga Bahan Pokok, Bakal ‘Redam’ Lewat Operasi Pasar
Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw. (Foto via ANTARA/HO-DKIPS)

Bagikan:

MANADO - Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw tak menampik adanya permainan harga bahan pokok. Untuk itu, dia berharap semua pemangku kepentingan ikut mengawasi distribusi bahan kebutuhan pokok untuk mencegah adanya permainan harga.

"Mengontrol harga bahan kebutuhan pokok memerlukan keterlibatan semua pemangku kepentingan," kata Steven Kandouw, seperti dilansir dari Antara, Sabtu, 18 Maret.

Dia menegaskan, pemerintah kabupaten dan kota diharapkan secara rutin mengintensifkan pengawasan. Langkah ini diharapkan bisa mencegah terjadinya permainan harga yang akan menyulitkan konsumen.

Steven pun memberikan contoh kecilnya.

"Karena de facto harga-harga di operasi pasar di bawah harga eceran tertinggi atau HET. Seperti beras medium dijual seharga Rp9.450 per kilo. Kalau ada yang bilang harga Rp12 ribu, itu pemain," kata Steven, seperti dilansir dari Antara, Sabtu, 18 Maret.

Begitupun dengan komoditas minyak goreng dilepas ke pasar seharga Rp14 ribu per liter, tetapi dijual seharga Rp20 ribu.

"Jadi semua masyarakat harus mengawasi bersama agar distribusi bahan kebutuhan pokok ini aman," ujarnya.

Wagub mengingatkan kepala pasar agar bekerja akuntabel. "Jangan mau dibujuk rayu macam-macam karena yang harus diutamakan adalah kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pedagang," katanya.

"Itu nomor satu penetrasi kita, yang kedua adalah operasi pasar," lanjutnya.

Wagub menambahkan untuk mengendalikan harga cabai mulai bulan puasa hingga lebaran, pemerintah provinsi telah memberi stimulan kepada masyarakat agar melakukan gerakan menanam cabai sehingga harganya tetap stabil.

"Entah dari atau bahkan diambil dari daerah di Sulawesi atau dari Jawa, untuk subsidi angkutan (cabai) dari kita. Kita juga ada kios pangan dengan harga murah," katanya menambahkan.

Menurut Wagub, ketersediaan pangan ini dijamin oleh Bulog, bahkan setelah lebaran nantinya komoditas tetap tersedia, begitupun dengan kabupaten dan kota.

Bahkan di Kabupaten Kepulauan Talaud, setiap hari gencar dilakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga.

Saat ini stok beras pemerintah Sulut diperkirakan sebanyak 237 ton, belum termasuk 30 ton tambahan.