Dikritik AS dan Eropa, Presiden Brasil Bolosonaro Sebut Sanksi Barat Terhadap Rusia Tidak Berhasil
JAKARTA - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan, sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap Rusia tidak berhasil, menggemakan kembali komentar Presiden Vladimir Putin.
Komentar ini kemungkinan akan berdampak buruk dengan Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, yang sebelumnya mengkritik keterlibatan Brasil dengan Rusia. Presiden Bolsonaro sendiri sempat bertemu dengan Presiden Putin, beberapa hari sebelum invasi Februari lalu.
"Hambatan ekonomi yang diberlakukan Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia tidak berhasil," kata Presiden Bolsonaro kepada para pendukungnya, seraya menambahkan bahwa posisinya terhadap Putin dan perang "adalah salah satu keseimbangan," melansir Reuters 8 Juli.
Lebih jauh Presiden Bolsonaro mengatakan, sikap itu telah memungkinkannya untuk memperoleh pupuk, input utama untuk sektor pertanian Brasil yang luas, dari Rusia. Dia juga mengatakan, Rusia berbagi keprihatinan dengan Brasil atas "kedaulatan" Amazon.
Presiden Bolsonaro sering menggambarkan kritik oleh negara-negara lain atas pengelolaan hutan hujan sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Brasil.
Baca juga:
- Boris Johnson Mengundurkan Diri, Presiden Zelensky: Kami Semua Sedih, Kepemimpinan dan Karisma Anda Istimewa
- Puncak Ibadah Haji 2022, Cendekiawan Islam Moderat Syeikh Muhammad Al-Issa akan Sampaikan Khotbah dan Doa di Arafah
- Barat Ingin Kalahkan Rusia di Medan Perang, Presiden Putin: Biarkan Mereka Mencoba
- Puncak Ibadah Haji Hari Ini: Khotbah Arafah Diterjemahkan ke 14 Bahasa, Suhu Siang Hari di Arab Saudi Dapat Mencapai 44 Derajat Celcius
Sebelumnya pada Hari Kamis, Presiden Putin mengatakan jelas bahwa sanksi Barat menciptakan kesulitan, "tetapi sama sekali tidak seperti yang diharapkan oleh para penggagas serangan ekonomi terhadap Rusia."
Pada Bulan Juni, Bolsonaro dan Putin membahas ketahanan pangan global melalui panggilan telepon, dan mengkonfirmasi niat mereka untuk memperkuat kemitraan strategis mereka.