Bagikan:

JAKARTA - Ukraina mengharapkan dukungan Inggris untuk terus berlanjut meskipun Perdana Menteri Boris Johnson mengundurkan diri, kata kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kamis.

Selain itu, yakin dukungan Inggris akan tetap ada, namun Presiden Zelensky menyebut sosok Boris Johnson menjadi pembeda, dalam percakapan keduanya melalui telepon.

"Kami semua mendengar berita ini (pengunduran diri Johnson) dengan kesedihan. Bukan hanya saya, tetapi juga seluruh masyarakat Ukraina, yang sangat bersimpati kepada Anda," kata kantor Presiden Zelensky dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 8 Juli.

"Kami tidak ragu bahwa dukungan Inggris Raya akan dipertahankan, tetapi kepemimpinan dan karisma pribadi Anda membuatnya istimewa." tandasnya.

Boris Johnson diketahui dua kali mengunjungi Kyiv setelah invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menggambarkannya sebagai 'teman sejati Ukraina'.

"Dia (Johnson) adalah salah satu pemimpin dunia pertama yang tidak hanya secara tegas mengutuk invasi brutal Rusia ke Ukraina, tetapi juga mengambil sejumlah keputusan penting untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dan akhirnya memenangkan perang ini di masa depan," tukas Kuleba.

Terpisah, seperti diberitakan sebelumnya, kemunduran Boris Johnson disambut 'sukacita' oleh Rusia, seraya melontarkan kritik terkait keputusan untuk membela Kyiv.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, kejatuhan Boris Johnson adalah gejala kemunduran Barat, yang katanya terbelah oleh krisis politik, ideologis dan ekonomi.

"Moral dari cerita ini adalah: jangan berusaha untuk menghancurkan Rusia. Rusia tidak dapat dihancurkan. Anda dapat mematahkan gigi Anda di atasnya dan kemudian tersedak," sindir Zakharova.

Tak hanya itu, Zakharova dengan gembira menggambarkannya sebagai penulis kejatuhannya sendiri.