Sebut Negosiasi dengan Presiden Putin Seperti Berurusan dengan Buaya, PM Inggris Boris Johnson: Itulah Kesulitan Orang Ukraina

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengindikasikan, negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri invasi di Ukraina akan mengalami kegagalan.

Tak hanya itu, PM Johnson bahkan membandingkan berurusan dengan Presiden Vladimir Putin dengan bernegosiasi saat buaya ada di kaki Anda.

Berbicara dalam penerbangan ke India, PM Johnson mengatakan Presiden Putin mungkin hanya berusaha untuk bernegosiasi dengan sungguh-sungguh, jika dia berhasil merebut sebagian besar Ukraina.

PM Johnson mengatakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki pendekatan maksimal, untuk ingin mendapatkan kembali wilayah yang direbut oleh Rusia di timur Ukraina.

Namun dia mengatakan, dirinya yakin Presiden Zelensky terbuka untuk negosiasi di Krimea, yang dianeksasi oleh pasukan Putin pada 2014.

"Ukrainalah yang menentukan masa depan mereka. Tidak ada yang harus diputuskan tentang Ukraina tanpa Ukraina," ujar PM Johnson seperti melansir The National News 21 April.

"Tetapi saya pikir sangat sulit untuk melihat bagaimana Ukraina dapat bernegosiasi dengan Putin sekarang, mengingat kurangnya itikad baik dan strateginya, yang terbukti, untuk mencoba menelan dan merebut sebanyak mungkin Ukraina, dan kemudian mungkin memiliki semacam negosiasi dari posisi yang kuat, atau bahkan untuk meluncurkan serangan lain di Kyiv," paparnya.

"Jadi saya benar-benar tidak melihat bagaimana orang Ukraina dapat dengan mudah duduk dan datang ke beberapa jenis akomodasi."

"Bagaimana Anda bisa bernegosiasi dengan buaya ketika kaki Anda berada di rahangnya? Itulah kesulitan yang dihadapi orang Ukraina. Saya tidak melihat bagaimana Putin dapat dianggap sebagai lawan bicara yang valid sekarang," tandasnya.

Berbeda dengan Presiden Putin, PM Johnson menyebut Presiden Zelensky, yang baru-baru ini ia kunjungi di Kyiv dan sering menelepon, bisa terbuka untuk negosiasi di Krimea.

"Pandangan Presiden Ukraina, jika saya memahaminya dengan benar, saya banyak berbicara dengannya, dia sebenarnya ingin pasukan Rusia dikeluarkan dari posisi mereka yang ada di Donetsk dan Luhansk," terang PM Johnson.

"Itu posisi yang cukup maksimal. Di Krimea, mereka tidak begitu maksimal," pungkasnya.