PM Inggris: Jika Putin Seorang Wanita, Dia Tidak Memulai Perang dan Kekerasan yang Gila
PM Inggris Boris Johnson bersama Presiden Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Russian Presidential Executive Office)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam sebuah komentar saat wawancara Hari Selasa mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menginvasi Ukraina jika dia seorang wanita.

Berbicara setelah KTT G-7 di Bavaria Jerman, PM Johnson mengatakan kepada penyiar Jerman Zweites Deutsches Fernsehen (ZDF), "Jika Putin adalah seorang wanita, yang jelas bukan dia, tetapi jika dia, saya benar-benar tidak berpikir dia akan melakukannya' telah memulai perang invasi dan kekerasan yang gila dan macho dengan cara yang dia lakukan," melansir Daily Sabah 29 Juni.

"Jika Anda menginginkan contoh sempurna dari maskulinitas beracun, itulah yang dia lakukan di Ukraina," sambung PM Johnson.

Lebih jauh, PM Johnson menerangkan, sementara para pemimpin Kelompok 7 (G-7) sanhgat ingin perang di Ukraina segera berakhir. Namun, dikatakan "tidak ada kesepakatan yang tersedia."

"Logikanya adalah ya tentu saja semua orang ingin perang berakhir, mereka ingin perang berakhir dengan putus asa, tetapi tidak ada kesepakatan yang tersedia," terang PM Johnson, menyoroti Presiden Putin tidak membuat tawaran kesepakatan, sedangkan Presiden Volodymyz Zelensky tidak bisa membuat penawaran kesepakatan.

Ditambahkan PM Johnson, Barat harus mendukung Kyiv dalam strategi militernya untuk membantu mengubah dinamika konflik, untuk membuat Zelenskyy "dalam posisi terbaik untuk berbicara jika dan ketika pembicaraan akhirnya datang."

"Kami benar-benar ingin memberikan ketahanan strategis Ukraina," tambahnya.