Bagikan:

JAKARTA - Kakek berusia 101 tahun, mantan penjaga kamp konsentrasi Nazi dijatuhi hukuman lima tahun penjara, lantaran dinilai terlibat dalam ribuan pembunuhan tahanan.

Pria itu, yang disebut selama persidangannya sebagai Josef S dan sekarang diidentifikasi sebagai Josef Schütz, adalah orang tertua yang dituduh melakukan kejahatan era Nazi.

Dia dijatuhi hukuman penjara lima tahun pada hari Selasa karena terlibat dalam pembunuhan 3.518 tahanan di Kamp konsentrasi Sachsenhausen, utara Berlin, antara tahun 1942 dan 1945.

Ketua pengadilan di Brandenburg-Havel mengatakan kepada Schütz, dia "aktif selama sekitar tiga tahun di kamp konsentrasi Sachsenhausen, di mana Anda adalah kaki tangan dari pembunuhan massal".

"Anda tahu bahwa tahanan dibunuh di sana. Dengan kehadiran Anda, Anda mendukung" tindakan ini," ujarnya, dikutip dari Euronews 29 Juni.

"Siapa pun yang ingin melarikan diri dari kamp ditembak. Jadi, setiap penjaga kamp secara aktif berpartisipasi dalam pembunuhan," tandasnya.

Kamp konsentrasi Sachsenhausen
Kamp konsentrasi Sachsenhausen. (Wikimedia Commons/Greg Schechter)

Terdakwa tetap tabah ketika hukuman yang lebih tinggi dari minimum tiga tahun untuk keterlibatan dalam pembunuhan, dijatuhkan.

"Saya siap," kata Schütz saat dia memasuki ruang sidang sebelumnya dengan kursi roda, mengenakan kemeja abu-abu dan celana piyama.

Terpisah, pengacara Schütz telah mengumumkan, dia akan mengajukan banding jika ada hukuman berat, menunda penerapan hukuman apa pun hingga paling cepat awal 2023.

Tetapi mengingat kondisi kesehatannya yang rapuh, kemungkinan Schütz tidak akan masuk penjara. Proses persidangan ditunda beberapa kali karena kesehatannya.

Sebelumnya, mantan bintara Waffen SS itu tidak pernah sedikit pun mengungkapkan penyesalannya selama kurang lebih 30 kali persidangan. Pada Hari Senin, dia kembali membantah keterlibatan apa pun, bertanya pada dirinya sendiri "mengapa dia ada di sana", dan menegaskan bahwa "segala sesuatu tentang dia salah".

Kamp konsentrasi Sachsenhausen
Kamp konsentrasi Sachsenhausen. (Wikimedia Commons)

Schütz memberikan beberapa catatan tentang masa lalunya, beberapa di antaranya kontradiktif. "Semuanya tercabik-cabik" di kepala saya," tukasnya bahkan pada pembukaan sidang sebelum diinterupsi oleh pengacaranya.

Baru-baru ini, ia mengaku telah meninggalkan Lithuania pada awal Perang Dunia Kedua untuk pergi ke Jerman, di mana ia mengaku telah bekerja sebagai buruh tani selama konflik. Dia bersumpah di pengadilan, dia tidak pernah mengenakan seragam Jerman, tetapi terusan.

Namun, beberapa dokumen sejarah menyebutkan nama, tanggal dan tempat lahirnya, membuktikan bahwa ia telah ditugaskan dari akhir tahun 1942 hingga awal tahun 1945 ke divisi "Totenkopf" ("tengkorak") Waffen-SS. Ini satuan tersohor dari total 38 divisi di Waffen-SS.

Berusia 21 tahun pada awal dugaan pelanggaran, Schütz dicurigai telah menembak tahanan Soviet, "membantu dan bersekongkol dalam pembunuhan sistematis" di mana gas Zyklon B digunakan, dan "menahan tahanan dalam kondisi yang tidak bersahabat".

Kamp konsentrasi Sachsenhausen
Kamp konsentrasi Sachsenhausen. (Wikimedia Commons/Bjoertvedt)

Selama argumen penutup pada bulan Mei, jaksa kepala mengatakan, bukti "sepenuhnya dikonfirmasi", menuduhnya tidak hanya hidup dengan kondisi di kamp tetapi telah berkarir di sana.

"Tidak ada keraguan bahwa Tuan Schütz bekerja di Sachsenhausen", desak Cyrill Klement, sebelum menuntut hukuman penjara lebih dari tiga tahun minimum untuk keterlibatan dalam pembunuhan.

Untuk diketahui, sejak pembukaannya pada tahun 1936 hingga pembebasannya oleh Soviet pada tanggal 22 April 1945, kamp Sachsenhausen menahan sekitar 200.000 tahanan, terutama lawan politik, Yahudi dan homoseksual.

Puluhan ribu dari mereka meninggal, terutama karena kelelahan akibat kerja paksa dan kondisi penahanan yang kejam.

Setelah lama enggan mengadili semua pelaku kejahatan Nazi, Jerman telah memperluas penyelidikannya selama dekade terakhir. Penjaga kamp dan pelaksana lain dari mesin Nazi dapat dituntut atas tuduhan keterlibatan dalam pembunuhan. Dalam beberapa tahun terakhir, empat mantan anggota SS telah dihukum atas tuduhan tersebut.