Temui Kanselir Olaf Scholz, Presiden Jokowi Harap Jerman Jadi Mitra Pengolahan Potensi 474 Giga Watt Sumber Energi Baru dan Terbarukan
Presiden Jokowi bersama Kanselir Scholz saat bertemu di Jerman. (Sumber: Situs Presiden Republik Indonesia/BPMI Setpres/Laily Rachev)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, di sela-sela pelaksanaan KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin.

Dalam pertemuan ini, selain membahan Presidensi G20 Indonesia, kedua pemimpin negara juga membahas penguatan kerja sama ekonomi, termasuk di sektor energi baru dan terbarukan.

Di sektor energi baru dan terbarukan, Presiden berharap Jerman bisa menjadi mitra dalam mengolah potensi 474 Giga Watt sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia. Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga mengapresiasi apresiasi Green Infrastructure Initiative Jerman dengan komitmen pendanaan sebesar 2,5 miliar euro selama 5 tahun.

"Sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar. Di sektor energi baru dan terbarukan, dan di sektor industri teknologi tinggi," ujar Presiden Jokowi, mengutip situs Presiden Republik Indonesia 28 Juni.

Terkait sektor industri teknologi tinggi, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia telah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir, yaitu dari pertambangan dan peleburan nikel hingga produksi baterai dan mobil listriknya.

Presiden Jokowi melihat potensi kerja sama pengembangan industri semikonduktor dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok chip global.

"Indonesia juga siap untuk tindak lanjuti kerja sama pembangunan German Industrial Quarter yang nantinya dapat menjadi basis produksi dan rantai pasok global," tandas Presiden Jokowi.

Diketahui, Presiden Jokowi pada kesempata yang sama menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Jerman terhadap Presidensi Indonesia di G20. Di tengah situasi dunia yang sangat kompleks dan sulit, dirinya berharap Indonesia dan Jerman tetap ingin menjaga G20 agar tetap dapat menjadi katalis pemulihan ekonomi.